Jakarta (ANTARA) -
Marketing Manager Haraku Ramen I Dewa Ari mengatakan kuah ramen di Haraku Ramen menggunakan metode memasak kaldu ala Jepang dengan proses perebusan selama 8 jam.
"Ini masih menggunakan metode khas Jepang, kuahnya prosesnya otentik 8 jam jadi dari sari kolagen ayam yang dimasak semalaman sebelum disajikan, ini yang membuat kuahnya jadi kental, gurih dan jadi sesuai karakter orang Indonesia," kata Dewa dalam konferensi pers pembukaan gerai Haraku Ramen di Jakarta, Selasa.
Lebih spesifik lagi, Haraku Ramen menyajikan empat macam kuah ramen dengan dua macam pilihan kuah yaitu gurih seperti miso dan tori, dan pilihan pedas yaitu chige (seafood) dan Sapporo (minyak wijen pedas). Sejauh ini, kuah Sapporo yang menjadi favorit pelanggan Haraku Ramen yang ingin mencari kuah dengan cita rasa gurih dan pedas.
Selain ramen berkuah, Haraku juga menyajikan ramen tanpa kuah atau dry ramen, dan pilihan nasi dengan kari.
Yang menjadi andalan lain di Haraku Ramen adalah kondimen berupa gorengan yang menjadi kesukaan masyarakat Indonesia. Macam-macam gorengan yang disediakan antara lain fish cake, nori karage, sate oden, egg tempura, chicken karage, dan banyak lagi ditambah dengan sambal.
"Jadi kalau dine in di Haraku dapat pengalaman makan ramen dan lebih familiar dengan kebiasaan orang Indonesia, yang berbeda kareba ada sambal juga, itu yang berbeda," kata Dewa.
Harga yang ditawarkan Haraku Ramen dimulai dari kisaran Rp30 ribu, membuat gerai ini menetapkan target bagi kalangan menengah bawah sampai menengah ke atas. Haraku Ramen juga sudah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI yang membuat masyarakat lebih tenang dan nyaman ketika menyantap makanan khas Jepang ini.
Selain di Gandaria City, Haraku Ramen juga sudah hadir di dua mall besar lainnya yakni Grand Indonesia dan Living World Alam Sutera.