Disdag pantau stok kebutuhan pokok di Mataram jelang Ramadhan

id stok Disdag Mataram,Harga kebutuhan pokok,jelang ramadhan,tekan kenaikan harga

Disdag pantau stok kebutuhan pokok di Mataram jelang Ramadhan

Aktivitas pedagang ayam di salah satu pasar tradisional di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menjelang Nyepi Saka 1946 dan Ramadhan 1445 Hijriah harga ayam naik dari Rp32.000-Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram.(ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terus melakukan pemantauan terhadap stok kebutuhan pokok untuk menekan kenaikan harga menjelang Nyepi Saka 1946 dan selama Ramadhan 1445 Hijriah/2024.

Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Sabtu, mengatakan, pemantauan stok menjadi langkah prioritas untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat tersedia di pasar.

"Meskipun harga mengalami kenaikan, tapi kita harus pastikan kebutuhan pokok masyarakat ada di pasar. Jangan sampai kosong," katanya.

Hal tersebut disampaikan menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok dan barang penting di sejumlah pasar tradisional menjelang Hari Raya Nyepi Saka 1946 dan Ramadhan 1445 Hijriah/2024.

Sri mengakui, berdasarkan hasil pantuannya ke sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram Sabtu (9/3-2024), sejumlah kebutuhan pokok dan barang penting mengalami kenaikan harga.

Kondisi itu terjadi karena peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok untuk persiapan dua hari besar keagamaan tersebut.

"Pasar tradisional baik di Pasar Mandalika, Kebon Roek, dan Pasar Dasan Agung, hari ini lebih padat dibandingkan hari-hari sebelumnya," kata Sri.

Beberapa kebutuhan pokok yang naik, antara lain harga bawang merah hari ini naik dari harga Rp25.000 per kilogram menjadi Rp27.000 per kilogram. Begitu juga harga bawang putih dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp36.000 per kilogram.

Kemudian tiga jenis cabai yakni cabai merah besar, cabai keriting, dan cabai rawit masih mengalami fluktuasi harga yakni Rp40.000 per kilogram untuk cabai merah besar, Rp60.000 per kilogram untuk cabai keriting, dan Rp55.000 per kilogram untuk cabai rawit.

Harga tiga jenis cabai tersebut, menurutnya, masih relatif tinggi dibandingkan harga normal Rp25.000 per kilogram hingga Rp27.000 per kilogram.

"Kondisi itu terjadi karena stok berkurang akibat anomali cuaca," katanya.

Selain itu, sambung Sri, harga ayam broiler juga mengalami kenaikan dari Rp32.000-Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga telur ayam ras kembali naik menjadi Rp2.000 per butir dari Rp1.500-Rp1.700 per butir.

Khusus untuk telur ini, katanya, kekurangan stok sudah terjadi saat dilaksanakan kegiatan pasar rakyat selama enam hari di enam kecamatan pada akhir Januari dan awal Februari 2024.

Pada tiga kecamatan terakhir, para distributor telur termasuk dari petani binaan Bank Indonesia (BI) membawa telur tidak sesuai target mereka. 

"Biasanya membawa 250-300 tray (satu tray 30 butir), pada tiga hari terakhir kegiatan hanya membawa 100 tray, bahkan ada yang di bawah 100 tray," katanya.

Dengan berbagai keterbatasan itu, katanya, diakuinya pihaknya tidak dapat menekan atau melakukan stabilisasi harga saat ini. Namun, pihaknya akan terus memantau harga dan memastikan stok kebutuhan masyarakat tersedia di pasar.

"Melihat kondisi saat ini, masyarakat harus menjadi konsumen cerdas dengan berbelanja sesuai kebutuhan. Jangan sampai 'panic buying' yang justru memicu kenaikan harga," katanya.