Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat sekaligus Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Ngabila Salama menyarankan penyandang komorbid saat puasa harus memperhatikan pola konsumsi obat sebelum dan sesudah makan besar.
"Tetap puasa aman untuk yang memiliki penyakit kronis atau komorbid yang sedang rutin konsumsi obat, vitamin, mineral. Jika pemberiannya satu sampai dengan dua kali per hari, akan mudah pemberiannya saat sahur atau berbuka puasa," kata Ngabila saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Penyakit komorbid adalah kondisi ketika seseorang mengidap dua atau lebih masalah kesehatan secara bersamaan. Oleh karena itu, Ngabila menganjurkan agar penyandang komorbid memperhatikan konsumsi obat sebelum atau sesudah makan besar.
"Biasanya ada obat yang 15-30 menit sebelum makan dan jika sesudah makan biasanya bisa dilakukan segera setelah makan," kata Ngabila.
Sementara itu, untuk yang mengonsumsi obat tiga, empat atau lima kali per hari, perlu dikonsultasikan dengan dokter terdekat atau tenaga kesehatan yang biasa merawat.
"Bisa diganti obat yang hanya diberikan satu sampai dengan dua kali atau diberikan dengan waktu dan jeda yang tepat agar obat bisa tetap bekerja efektif dalam 24 jam," kata dia.
Misalnya, lanjut Ngabila, konsumsi obat tiga kali di jam 04.00, 18.00, 22.00.
"Atau empat kali di jam 04.00, 18.00, 21.00, 00.00," kata Ngabila.
Lebih lanjut, Ngabila meminta penyandang komorbid untuk mencegah dehidrasi dengan minum cukup dua liter air putih per hari atau delapan gelas.
Baca juga: Kemenag rilis buku Kultum dan khutbah
Baca juga: Dapur umum siap bantu sahur-buka puasa korban banjir Kendari
"Rumusnya itu 3:5, tiga gelas saat sahur dan lima gelas saat berbuka puasa sampai dengan tidur malam," kata dia.
Kemudian, lanjut Ngabila, pola tidur penyandang komorbid juga harus dijaga dengan baik.
"Tidur minimal enam jam per hari, usahakan jam 22.00 maksimal sudah tidur," katanya.