Yogyakarta (ANTARA) - Konferensi internasional yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada 23 dan 24 April 2024 selain mempertemukan akademisi dan praktisi juga untuk memperkenalkan Islam Indonesia yang toleran.
"Pentingnya memperkenalkan dan mengarusutamakan Islam Indonesia yang toleran, kaya praktik sosio-kultural dan tentu saja kaya melalui pendekatan damai. Saatnya kita secara masif memperkenalkan Islam kita ke dunia internasional," kata Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Mochamad Sodik dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, konferensi internasional dengan tema "Mainstreaming Indonesian Islam: Social Sciences and Humanities Perspectives" ini bernama BICOSH 2024 (Biennial International Conference on Social Sciences and Humanities), acara tahunan yang dimulai sejak 2019.
Tema yang diangkat pada acara BICOSH 2024 tersebut diharapkan menjadi landasan penting dalam eksplorasi integrasi Islam Indonesia ke dalam berbagai aspek masyarakat, terutama konteks masyarakat global.
"Fenomena penting ini menjadi perhatian serius, karena Indonesia menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, pemahaman tentang dinamika lanskap keislaman di sini sangatlah penting diperkenalkan ke pentas internasional," katanya.
Dia juga mengatakan, konferensi ini menjadi platform bagi para sarjana, peneliti, dan praktisi dari seluruh dunia untuk berkumpul dan menggali dimensi yang kompleks dari Islam Indonesia melalui kacamata ilmu sosial dan humaniora.
"Konferensi menampilkan berbagai pembicara utama, diskusi panel, dan presentasi makalah untuk memberikan peserta pemahaman komprehensif tentang aspek-aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan agama yang membentuk Islam Indonesia," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia konferensi internasional B.J. Sujibto mengatakan, para peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi yang memicu pemikiran tentang topik-topik seperti pengalaman keberislaman masyarakat Indonesia dalam kaca mata ilmu sosial dan humaniora.
"Dengan mengumpulkan para ahli dan pemangku kepentingan dari berbagai disiplin ilmu, ini bertujuan untuk mendorong dialog lintas disiplin dan menghasilkan wawasan yang dapat berkontribusi pada pengarusutamaan Islam Indonesia di pentas global kontemporer," katanya.