Prabowo terima Zayed Medal karena ketulusan hati

id Teuku Rezasyah,Prabowo Subianto,Zayed Medal,Prabowo-Gibran,Syekh Mohammad bin Zayed Al Nahyan

Prabowo terima Zayed Medal karena ketulusan hati

Tangkapan layar - Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah dalam sebuah talkshow bertajuk "Unveiling ASEAN First Joint Military Drill Pan". ANTARA/Agatha Olivia Victoria

Jakarta (ANTARA) - Pengamat hubungan internasional (HI) Teuku Rezasyah menilai Prabowo Subianto memiliki ketulusan hati yang besar sehingga mendapatkan penganugerahan Zayed Medal dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohammad bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

"Orang Arab melihat sesuatu dari praktik dan dari hati. Mereka juga bisa melihat rona wajah ketulusan. Mereka bisa melihat ada ketulusan dari Pak Prabowo untuk datang kepada mereka, dan untuk itu sekaligus juga beliau membawa Pak Gibran," kata Teuku Rezasyah dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden terpilih pada Pemilu 2024 telah memastikan akan melanjutkan kerja-kerja Presiden RI Joko Widodo ke depan. Pemerintah UEA juga melihat ada jaminan kerja sama yang berkelanjutan antara pemerintah Indonesia yang baru dan UEA.

"Prabowo ini sangat mengerti upaya melanjutkan pencapaian terbaik Jokowi. Beliau ingin maju lebih lanjut, ini wajar karena melanjutkan pencapaian itu 'kan harus dilanjutkan dengan inovasi dan konsisten," jelasnya.

Gaya komunikasi pemerintah Indonesia, kata dia, juga berbeda dengan kepala-kepala negara dari Amerika maupun Eropa. Para kepala negara di dunia lebih mengandalkan konsultan mereka dan banyak membicarakan masalah terkait dengan Israel. Sementara itu, Indonesia lebih mengutamakan kerja sama percepatan ekonomi dan budaya.

"Prabowo enggak bicara soal itu, yang beliau bicarakan murni ekonomi corporation, kemudian hubungan baik antarbudaya, antarperadaban sesama, dan ini sangat dihargai oleh pihak Uni Emirat Arab," katanya.

Baca juga: Menhan monitor percepatan penanganan banjir Gunung Marapi
Baca juga: PDIP akan membahas sikap dan posisi partai di Rakernas V


Rezasyah mengutarakan bahwa kunjungan Prabowo dan Gibran ke UEA menjadi langkah awal yang baik menuju pelantikan mereka sebagai presiden dan wakil presiden pada tanggal 20 Oktober 2024. Apalagi, pemerintah UEA sudah beberapa kali menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia sebelumnya.

Ia menilai Prabowo merupakan sosok pemimpin yang tegas dan tidak suka dengan intervensi negara luar atas kedaulatan bangsa Indonesia. Hingga kebijakan atau keputusan-keputusan penting yang diambil nanti, tidak keluar dari janji-janji yang telah disampaikan saat kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Dalam rilisnya, dia menyarankan agar ke depan Prabowo Subianto aktif dalam forum-forum internasional, baik itu KTT hingga kegiatan PBB untuk menghalangi kekuatan, baik itu kekuatan keamanan maupun penguatan ekonomi.