Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali, memiliki panggung terbuka kreatifitas mahasiswa sebagai sarana memfasilitasi potensi dan bakat mahasiswa di bidang seni dan budaya khas Pulau Dewata.
"Lebih khusus, kami ingin membangkitkan seni khas Bali utara. Terlebih, Banyuning sebagai lokasi kampus kami adalah pusat kesenian di Buleleng sampai saat ini," kata Wakil Ketua I STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Gede Suwindia, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Minggu.
Ia menjelaskan, keberadaan panggung kreatifitas yang cukup representatif dan megah juga memperkuat keberadaan Program Studi Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu yang sudah beroperasi sejak 2023 lalu.
Panggung terbuka dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung, seperti ruang rias, ruang ganti pakaian berlantai dua dengan panggung megah dan taman yang indah. Bukan hanya itu saja, keberadaan panggung terbuka di tengah-tengah kampus keagamaan terbesar di Bali bagian utara tersebut semakin memperkuat jati diri lembaga sebagai kampus dengan tagline kampus green, art, smart and spiritual (GASS) atau kampus hijau, seni, cerdas, dan spiritual.
"Sesuai petunjuk dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bahwa keberadaan panggung terbuka sebagai fasilitas monumental memperkuat citra lembaga pendidikan yang mengusung seni sebagai sarana memperkuat eksistensi," kata dia.
Suwindia yang juga Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) STAHN Mpu Kuturan Singaraja juga berharap keberadaan panggung terbuka dapat dimanfaatkan bukan hanya oleh mahasiswa semata, tetapi juga pelaku seni yang ada di Buleleng.
Baca juga: UMPR buka kampus untuk kegiatan riset di IKN
Baca juga: Delegasi Albania kunjungi kampus pariwisata Bali
Baca juga: UMPR buka kampus untuk kegiatan riset di IKN
Baca juga: Delegasi Albania kunjungi kampus pariwisata Bali
"Kami membuka kesempatan dan peluang bagi pegiat dan pelaku seni untuk pentas dan ikut menggunakan fasilitas panggung terbuka yang cukup representatif ini," katanya.
Menurut dia, pihak kampus telah menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan terkait keberadaan panggung terbuka tersebut. Setelah diresmikan, kata dia, sudah banyak pihak yang berminat untuk menjadikan panggung terbuka sebagai sarana untuk mementaskan berbagai kesenian khas Buleleng.
Menurut dia, pihak kampus telah menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan terkait keberadaan panggung terbuka tersebut. Setelah diresmikan, kata dia, sudah banyak pihak yang berminat untuk menjadikan panggung terbuka sebagai sarana untuk mementaskan berbagai kesenian khas Buleleng.
"Sudah ada yang kontak kami, terutama masyarakat di Banyuning yang sangat kental dengan seni," kata Suwindia.