Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali menampilkan pementasan Lawak Drama Kreatif (Ladrak) pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2023.
"Ladrak mengisahkan perjalanan Mpu Kuturan yang berasal dari Jawa menyeberang ke tanah Bali menggunakan daun 'kapu-kapu' dengan layar daun 'teep' hingga tiba di Desa Padang. Masyarakat Desa Padang (Padangbai sekarang) yang tidak mengenal Mpu Kuturan sempat menolak kehadiran beliau," kata Koordinator Penggarap Ladrak Nyoman Suardika di Denpasar, Bali, Senin.
Suardika mengatakan Ladrak mengisahkan tentang Mpu Kuturan menyampaikan tujuannya datang ke Bali yaitu ingin mendirikan Pasraman sebagai tempat masyarakat mempelajari pengetahuan mengenai sastra agama Hindu. Tujuan tersebut kemudian disambut baik oleh masyarakat.
Dia menjelaskan ajaran-ajaran Mpu Kuturan dalam bentuk Usada, Asta Kosala, Subak, dan yang lainnya menjadi tuntunan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Hindu Bali. Suatu hari, masyarakat Desa Padang yang bermata pencaharian sebagai nelayan berlayar ke laut menangkap ikan.
Namun, tiba-tiba ombak besar menyapu para nelayan. Banyak nelayan yang tenggelam dan menderita sakit. Kemudian masyarakat meminta petunjuk kepada Mpu Kuturan terkait bencana tersebut.
Masyarakat nelayan Desa Padang diminta menggelar upacara pakelem yang ditujukan kepada Dewa Waruna sebagai wujud rasa terima kasih atas hasil laut yang melimpah, serta tidak lupa menjaga kebersihan dan kelestarian biota laut. Mpu Kuturan pun menyampaikan pentingnya pengetahuan wariga untuk menentukan hari baik di dalam melakukan pekerjaan khususnya sebagai nelayan. Tujuannya untuk menjaga keharmonisan terlebih, laut adalah sebagai sumber kehidupan.
Setelah peristiwa itulah masyarakat mulai sadar, bahwa jika laut tidak hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga harus harmoni, sehingga solusinya adalah melaksanakan upacara yadnya sebagai simbol penghormatan. Suardika mengatakan kesenian Ladrak ini pertamakalinya pentas sebagai hasil Garapan di PKB.
“Kalau di Jawa ada kesenian Ludruk, maka di Buleleng ada kesenian Ladrak. Ini sifatnya kolaboratif. Dan sesuai dengan tema PKB tahun 2023 yakni Segara Kerthi,” kata Suardika.
Ia menyebutkan yang membedakan garapan Ladrak ini adalah kolaborasi antara Wayang, Seni Tari dan Dramanya. Sementara itu, Prof. Dr. Putu Gede Parmajaya, M.Pd selaku penata tabuh bersama Kadek Anggara Rismandika menjelaskan pementasan Ladrak ini membawa tantangan tersendiri bagi kedua. Pasalnya, pementasan ini memadukan seni tari, wayang dan drama serta bebondresan.
Baca juga: Parade budaya dan pentas seni dongkrak sektor UMKM
Baca juga: Badung minta generasi muda lestarikan adat dan seni budaya
Baca juga: Parade budaya dan pentas seni dongkrak sektor UMKM
Baca juga: Badung minta generasi muda lestarikan adat dan seni budaya
Tari yang dipentaskan juga sebagai ikon STAHN Mpu Kuturan yakni Tarian Pendet Pemendak, Rejang Saluang dan Baris Tri Murti. Potensi ini digembleng di UKM, baik tari, tabuh, teater yang dijadikan satu paket pementasan. Pementasan drama tersebut digarap dalam waktu tiga Minggu yang melibatkan 25 orang penabuh.