Bapanas tingkatkan kualitas analisis konsumsi pangan

id Bapanas,pph bapanas

Bapanas tingkatkan kualitas analisis konsumsi pangan

Suasana Bimbingan Teknis (Bimtek) Analisis Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) kepada aparat analis konsumsi pangan di 514 kabupaten/kota, di Jakarta. ANTARA/HO-Humas Bapanas

Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) meningkatkan kualitas analisis konsumsi pangan bagi 514 daerah kabupaten/kota di seluruh Indonesia, sehingga bisa menciptakan penganekaragaman atau diversifikasi pangan di masyarakat.
 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa upaya tersebut dilakukan dengan menggelar Bimbingan Teknis Analisis Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH) kepada aparat analis konsumsi pangan di 514 kabupaten/kota yang dilaksanakan di Jakarta.

"Pangan selalu menjadi isu strategis dalam pembangunan baik di tingkat global maupun nasional dan hingga di tingkat daerah. Oleh karena itu, Bapanas fokus menggelar Bimbingan Teknis Analisis Konsumsi Pangan Berbasis Pola Pangan Harapan (PPH)," kata Arief.

Arief menyampaikan, pencapaian skor PPH merupakan indikator kunci penyelenggaraan urusan pangan, yang perlu diukur dan dianalisis secara periodik, baik di tingkat pusat dan di daerah, sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2023.

Ia menuturkan bahwa PPH merupakan instrumen penting yang menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam memotret kualitas dan komposisi konsumsi pangan masyarakat.

"Skor PPH yang ideal tentunya akan terwujud apabila setiap daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia memiliki capaian konsumsi pangan yang berkualitas mengarah pada pola komposisi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA),” ujar Arief.

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto mengatakan bahwa pentingnya pemerintah provinsi dan daerah untuk melakukan penilaian konsumsi pangan berbasis analisis PPH.

“Hal ini penting sebagaimana urusan pangan menjadi urusan wajib dan penganekaragaman konsumsi pangan merupakan target yang harus dilaksanakan dan dicapai seluruh pemerintah daerah untuk mewujudkan kualitas konsumsi pangan yang searah dengan target pencapaian Pola Pangan Harapan,” kata Andriko.

Andriko menyampaikan bahwa tahun 2024, merupakan tahun kedua Bapanas melalui Direktorat Penganekaragaman Konsumsi Pangan melaksanakan Bimtek PPH secara terpusat bagi 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Bimtek kali ini menjadi rangkaian bimtek keenam sekaligus menjadi penutup dari keseluruhan Bimtek yang telah diselenggarakan," ujarnya.

Andriko mengungkapkan Bimtek PPH itu dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petugas atau aparat yang menangani analisis konsumsi pangan di tingkat kabupaten/kota dalam pengolahan dan analisis data konsumsi pangan.

"Ini tanggung jawab kita bersama, pusat dan daerah, melalui bimtek ini diharapkan bapak/ibu sekalian dapat memetakan kebutuhan konsumsi pangan pada tiap wilayahnya secara lebih akurat, sehingga mengarah pada peningkatan dan memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat," ujar Andriko lagi.

Andriko menjelaskan bahwa Bapanas dua tahun berturut-turut berhasil lampaui capaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional tahun 2023 sebesar 94,1 dari target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2023 di angka 94. Capaian tersebut juga lebih tinggi daripada skor PPH Nasional di tahun 2022 yang tercatat di angka 92,9.

Menurutnya, situasi pangan global dan nasional cenderung sedang fluktuatif, sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi negara-negara dunia, tak terkecuali Indonesia terkait dengan pemenuhan pangan.

"Namun, kita patut bersyukur di tengah keadaan tersebut, skor PPH nasional kita mengalami peningkatan dari 92,9 di tahun 2022 menjadi 94,1 di tahun 2023. Angka tersebut telah mencapai target RPJMN tahun 2023 yaitu sebesar 94,0," kata Andriko pula.

Baca juga: Bapanas memastikan pangan Pasar Tomang Barat bebas residu pestisida
Baca juga: Dana Rp11 triliun disetujui untuk bantuan pangan hingga Desember

Bapanas mencatat, provinsi dengan capaian skor PPH tertinggi yang melampaui angka 94 dari target RPJMN diperoleh oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan skor 96,3.

Tertinggi selanjutnya adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat 94,7, lalu Provinsi Jawa Tengah 94,2, dan Sumatera Selatan 94,2.

Kemudian pada tingkat kabupaten/kota, sepanjang tahun 2023, terdapat sebanyak 20 kabupaten/kota yang memiliki skor PPH di atas angka 95. Yang pertama adalah Kabupaten Sumenep 99,5, lalu Kabupaten Wonosobo 99,2, kemudian Kabupaten Nagan Raya 98,9. Selanjutnya Kabupaten Lombok Timur 98,1, dan Kabupaten Lumajang 97,4.