Lombok Barat (ANTARA) - Kabupaten Lombok Barat tak hanya memiliki pantai berpasir putih nan eksotis yang membentang dari ujung utara hingga selatan. Bumi "Patut Patuh Patju" (moto Lombok Barat) itu juga dikelilingi alam yang memesona.
Gunung Sasak, yang berada di Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, adalah satu dari sekian objek wisata alam menarik yang ada di Kabupaten Lombok Barat.
Sepanjang mata memandang dari punggung bukit yang berada di ketinggian 370 meter di atas permukaan laut (dpl) itu tampak semak belukar dan areal persawahan yang menghijau.
Dari atas perbukitan itu juga terlihat perkampungan penduduk yang tertata rapi. Dari Gunung Sasak juga tampak menara atau minaret Masjid Hubbul Watahan Islamic Ceenter yang berdiri megah di jantung Kota Mataram.
Panorama alam yang menakjubkan itu terasa semakin memikat ketika disaksikan dari rumah pohon yang dibangun kelompok pegiat wisata di punggung bukit Gunung Ssak.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kuripan Lestari Lalu Okto Muhar Sabdi mengatakan wisata rumah pohon akan menjadi branding di objek bukit tersebut.
Karena itu, katanya, ke depan para pemuda desa akan membuat lebih banyak rumah pohon agar Gunung Sasak bisa menjadi salah satu wisata unggulan di Lombok Barat.
Ia berharap dengan adanya rumah pohon tersebut, bukit yang dulunya hanya dibuka sebagai lahan pertanian, mejadi tujuan wisata baru di Lombok Barat.
Pokdarwis bersama aparat desa setempat dan juga pengelola Gunung Sasak, kelompok Beriuk Tinjal, akan terus bekerja sama mengembangkan objek wisata baru tersebut, sambil menunggu bantuan dari dinas pariwisata dan Anggaran Dana Desa (ADD) Kuripan.
Gunung Sasak yang namanya sesuai dengan nama suku asli yang mendiami Pulau Lombok ini dikelilingi hamparan persawahan yang subur dengan lereng dipenuhi tumbuhan perdu dan bambu kuning.
Objek wisata yang berada di punggung perbukitan itu menjadi salah satu potensi wisata yang lokasinya tudak terlalu jauh dari dari pusat kota Giri Menang, Gerung, yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat.
Kini objek wisata alam Gunung Sasak memang belum ramai dikunjungi wisatawan Nusantara maupun mancanegara. Fasilitas wisata pun belum banyak dibangun di tempat pelancongan tersebut.
Di objek wisata yang bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat itu baru satu lesehan yang selalu buka di pintu masuk pendakian.
Beberapa jalur yang bisa dilalui, yakni melalui jalur Kuripan di Kabupaten Lombok Barat, dan Sulin di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan waktu tempuh sekitar 1 hingga 2 jam melalui jalan darat berkerikil seluas 2 meter wisatawan bisa menjangkau objek wisata alam itu.
Sejatinya objek wisata Gunung Sasak memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata di bumi Patut Patuh Patju itu.
Karena itu Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan menjadikan Gunung Sasak sebagai tujuan wisata baru yang diharapkan mampu meningkatkan angka kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengatakan akan segera meresmikan Gunung Sasak sebagai destinasi wisata alam yang baru dan rencananya akan dibangun tempat untuk "rukyatul hilal" (melihat bulan) di atas perbukitan tersebut.
Gunung Sasak adalah kawasan hutan lindung yang berada di wilayah administratif Kecamatan Kuripan, dan Kecamatan Gerung dan berada pada ketinggian 370 meter dpl.
Fauzan Khalid menyatakan keseriusannya menjadikan industri pariwisata sebagai produk terdepan di wilayahnya. Secara bertahap pembenahan dan inovasi terus dilakukan.
Karena itu dia juga menekankan agar potensi lokal untuk kebutuhan wisatawan terus ditingkatkan, salah satunya Gunung Sasak yang memiliki keunggulan dan keindahan alam tersendiri.
Kebutuhan wisatawan, menutut dia, harus disiapkan 50 persennya dari potensi lokal sebagai penunjang dan daya tarik wisatawan, seperti fasilitas pendukung, kuliner dan kebutuhan lain agar wisatawan betah untuk berlibur.
Selain Gunung Sasak, Kabupaten Lombok Barat juga memiliki "kampung kreatif" dengan unggulan wisata hutan, yakni Desa Sesaot, Desa Pakuan dan Desa Buwun Sejati, Ketiganya disebut sebagai "Desa Sekawan Sejati".
Salah satu desa, yakni Desa Buwun Sejati, secara resmi mengenalkan konsep desa wisata kepada masyarakat. Sebanyak lima dusun di desa itu memiliki potensi masing-masing. Ada poteni seni budaya, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
Selain dapat menikmati keindahan alam dan budaya Lombok, kata Fauzan Khalid, para wisatawan juga dapat menyaksikan wujud toleransi beragama yang dijalankan oleh warganya.
Desa Buwun Sejati memang kaya potensi. Karena itu diyakini desa itu akan maju dan berkembang jika dibangun dengan kebersamaan dan semangat yang tinggi dari masyarakat.
Dengan memanfaatkan potensi lokal Pemerintah Kabupaten Lombok Barat optimistis target kunjungan wisatawan sebanyak 900.000 orang pada 2018 akan tercapai.
Target tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya sebanyak 600 ribu orang dengan realisasi mencapai 730 ribu wisatawan.
Desa Wisata
Ikhtiar Pemerintah Provinsi Lombok Barat mengembangkan objek wisata alam, termasuk Gunung Sasak agaknya sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi NTB mengembangkan desa wisata.
Pemerintah Provinsi NTB pada tahun ini mengembangkan potensi 24 desa wisata sebagai upaya menarik kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohammad Faozal mengatakan, pembangunan desa wisata itu mengacu pada potensi daerah setempat, seperti kerajinan, budaya, pertanian, perkebunan, dan kelautan.
Menurut dia, masyarakat yang rumahnya di desa wisata akan dibina dan dilatih agar bisa mengelola pariwisata sesuai dengan potensi wilayah setempat.
Faozal mencontohkan akan mendorong masyarakat menumbuhkan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui kreativitas, inovasi, dan usaha. Jadi, pengembangan desa wisata ini terintegrasi dengan kampung kreatif.
Beberapa desa wisata yang akan dikembangkan antara lain, Desa Sesaot di Kabupaten Lombok Barat. Desa ini kaya dengan potensi hasil pertanian dan perkebunan, terutama buah dan kuliner sehingga sangat cocok menjadi kawasan agrowisata.
Begitu pula, dengan yang ada di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, yang memiliki potensi agrowisata. Selanjutnya, Desa Gili Indah di kawasan Tiga Gili, yakni Trawangan, Air, dan Meno di Kabupaten Lombok Utara yang memiliki potensi kelautan.
Selain itu Desa Sade dan Ende di Kaupaten Lombok Tengah yang kaya akan hasil kerajinan dan kebudayaan.
Selain menumbuhkan sektor UKM melalui kreativitas dan inovasi masyarakatnya, menurut Faozal, pemerintah provinsi ingin membantu masyarakat melepaskan warga dari praktik rentenir melalui fasilitas pemberian kredit usaha rakyat (KUR) oleh perbankan.
Tidak hanya itu, katanya, setiap desa wisata yang tengah dikembangkan juga akan menerima anggaran untuk pembangunan infrastruktur fasilitas umum.
Dia mengatakan minimal alokasi anggaran untuk desa wisata ini 10 persen dari total kawasan yang diprioritaskan untuk pembangunan fasilitas umum.
Dengan berkembangnya desa wisata tersebut diharapkan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke NTB. Namun para wisatawan tak hanya melihat keindahan panorama alam, tetapi juga bisa menikmati potensi dan kreativitas masyarakat sekitar.(*)