beranda - investor australia bangun marina pertama di indonesia

id investor australia, jetty yacht,marina sekotong,pertama di indonesia

beranda - investor australia bangun marina pertama di indonesia

marina di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, NTB yang menjadi pelabuhan kapal pesiar pertama di Indonesia. ((ist))

Kami sudah membangun dimulai dengan pemasangan `jetty` apung sepanjang 80 meter dan akan dilanjutkan dengan pemasangan ponton sepanjang 150 meter

Lombok Barat (Antaranews NTB) - PT Marina Del Ray yang sahamnya dimiliki investor Australia memulai pembangunan marina di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang menjadi pelabuhan kapal pesiar pertama di Indonesia.

"Kami sudah membangun dimulai dengan pemasangan `jetty` apung sepanjang 80 meter dan akan dilanjutkan dengan pemasangan ponton sepanjang 150 meter," kata General Manager Marine Del Ray, Puri Yusuf, SH, yang mendampingi CEO Marina Del Ray, Captain Raymond La Fontaine, di Lombok Barat, Minggu.

Ia mengatakan perairan Gili Gede dijadikan sebagai lokasi pembangunan karena letaknya yang strategis, yakni berupa teluk dengan perairan yang relatif tenang sehingga cocok untuk membangun marina atau tempat parkir kapal pesiar ukuran kecil seperti "yacht".

Perairan Gili Gede, yang masuk dalam wilayah administratif Desa Gili Gede Indah juga sudah beberapa kali dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai negara yang datang menggunakan "yacht" (kapal layar wisaya).

"Pak Raymond memang sudah sejak lama mempromosikan Gili Gede sebagai salah satu pelintasan "yacht" dari berbagai negara, makanya kami berminat berinvestasi membangun marina," ujarnya.

Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya sudah mengurus seluruh perizinan, mulai dari desa, kecamatan, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Pemerintah Provinsi NTB hingga di Kementerian Perhubungan.

PT Marina Del Ray memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia, melalui Peraturan Menteri Perhubungan tahun 2017 tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri.

Di dalam regulasi tersebut, kata Puri, ada sembilan hal yang harus dipenuhi untuk bisa membangun marina kapal pesiar khusus, tiga di antaranya adalah upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL), navigasi survei, dan izin lokasi.

"UKL-UPL sudah kami penuhi, navigasi survei juga sudah kami lakukan dengan melibatkan Navigasi Benoa Bali. Begitu juga dengan izin lokasi. Pokoknya semua persyaratan sudah kami penuhi," ujarnya.

Pembangunan marina, kata dia, diperkirakan menelan dana hingga Rp1 triliun. Dana tersebut untuk membangun bisnis marina, resor dan lainnya di atas lahan seluas enam hektar yang ada di Desa Gili Gede Indah.

Selain itu, akan dibangun berbagai infrastruktur, mulai dari pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan penyulingan air bersih yang dihasilkan dari proses produksi energi listrik dari PLTA.

Menurut Puri, keberadaan marina tersebut nantinya bisa memberikan keuntungan bagi penduduk lokal karena bisa menjadi tenaga kerja atau menyediakan jasa wisata lain yang dibutuhkan oleh wisatawan kapal pesiar.

Demikian juga bagi Pemerintah Indonesia, akan mendapatkan keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh wisatawan yang datang menggunakan kapal pesiar.

"Pemasukan dari wisatawan yang datang menggunakan kapal "yacht" lebih besar dibandingkan yang melalui bandara. Itu makanya, PT Marina Del Ray mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo, untuk berinvestasi membangun 10 maria di Indonesia," ucap Puri.(*)