Indonesia bisa pulangkan keris bersejarah di Belanda

id Fadli Zon,Keris Bersejarah,Hari Keris Dunia

Indonesia bisa pulangkan keris bersejarah di Belanda

Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia, Fadli Zon (kanan), melihat berbagai jenis keris yang dipajang pada bursa keris sebagai rangkaian memperingati Hari Keris Dunia di Mataram, NTB. (Foto Antaranews NTB/Awaludin)

Banyak keris kita di sana. Mestinya bisa dipulangkan kalau pemerintah mau meminta, tapi bagaimana mau pulang, diminta saja tidak
Mataram (Antaranews NTB) - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyatakan Pemerintah Indonesia bisa memulangkan keris-keris hasil karya para empu zaman kerajaan yang tersimpan di sejumlah museum di Belanda karena memiliki nilai sejarah tinggi.

"Banyak keris kita di sana. Mestinya bisa dipulangkan kalau pemerintah mau meminta, tapi bagaimana mau pulang, diminta saja tidak," kata Fadli Zon pada pameran Hari Keris Dunia di Taman Mayura, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Ia memperkirakan ada lima ribu keris hasil karya nenek moyang bangsa Indonesia yang tersimpan di Volkenkunde Museum dan Tropen Museum, Belanda. Semua benda bersejarah tersebut dibawa dari berbagai peristiwa pada masa Hindia Belanda.

Dari ribuan keris yang berada di tangan Pemerintah Belanda, ada keris beberapa pahlawan nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, dan Imam Bonjol.

Ada juga keris Singo Barong yang diduga adalah milik pembesar Kerajaan Mataram. Selain itu, ada dari masa puputan Badung dan beberapa puputan di Bali.

"Jadi sebenarnya, pemerintah bisa secara resmi meminta agar Belanda memulangkan keris bersejarah, apalagi yang milik tokoh-tokoh tertentu karena nilai sejarahnya tinggi," ujar Fadli Zon.

Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia ini mengatakan keris sudah menjadi warisan agung budaya dunia dan menjadi bagian dari tradisi budaya nusantara.

Hampir seluruh Indonesia, khususnya di Pulau Lombok, dijumpai artefak keris yang luar biasa dari sisi sejarah dan pusaka. Bahkan estetika yang tinggi dan merupakan kekayaan nasional.

Oleh sebab itu, kata politisi dari Partai Gerindra ini, keris harus terus dilestarikan dan disosialisasikan agar semakin banyak pengoleksi, terutama dari generasi muda.

"Perlu dilakukan semacam kampanye dan edukasi supaya keris tidak dilihat sebagai sesuatu yang selalu dekat dengan mistik, walaupun kita akui hampir semua agama meyakini kegaiban, tapi bukan berati keris itu selalui identik dengan mistik atau klenik," kata pria yang memiliki ribuan koleksi keris ini.

Pameran Hari Keris Dunia di Taman Mayura menampilkan sebanyak 84 keris milik beberapa komunitas pecinta keris dari etnis Sasak (etnis Lombok), Sumbawa, Bali, Pulau Jawa, dan Sulawesi.

Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan bursa keris, sarasehan, dan peluncuran buku tentang keris Lombok, serta penandatanganan sampul pertama tentang peringatan Hari Keris se-Dunia. (*)