Golkar dan PDIP Tak Khawatir TGB Turun Berkampanye

id Pilkada NTB 2018,Golkar ,PDIP ,TGB

Golkar dan PDIP Tak Khawatir TGB Turun Berkampanye

Ketua Tim Pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur H Moh Suhaili FT dan H Muhammad Amin (Suhaili-Amin) Hj Baiq Isvie Rupaedah. (Foto Antaranews/Iman).

TGB memang hebat dan luar biasa, tapi apakah orang yang dijagokan mampu seperti TGB, kayaknya masyarakat sudah tidak mau lagi ada pemerintahan bayang-bayang.
Mataram (Antaranews NTB) - Tim Pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur dari Golkar-PDIP tak khawatir turunnya Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi jurkam pasangan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) di wilayah Lombok Tengah dan Lombok Timur beberapa hari lalu.

Ketua Tim Pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur H Moh Suhaili FT dan H Muhammad Amin (Suhaili-Amin) Hj Baiq Isvie Rupaedah mengatakan pihaknya tidak khawatir karena masyarakat NTB sudah cerdas melihat pasangan calon (Paslon).

"Karena yang dilihat itu bukan TGB, tapi Paslon," kata Isvie Rupaedah di Mataram.

Isvie menilai, kehadiran TGB tidak akan berpengaruh apapun guna mendongkrak elektabilitas paslon Zul-Rohmi. Sebab, kata dia, turunnya TGB selaku gubernur NTB saat ini, justru merupakan sebuah hal yang biasa. Sehingga, tidak ada yang harus dirisaukan, apalagi ditakutkan, lantaran memang adalah tugas TGB selaku kader partai mengampanyekan paslon yang diusung oleh partainya.

"Bagi kami, turunnya TGB di beberapa titik di Lombok Tengah dan Lombok Timur adalah haknya beliau (TGB) selaku kader partai. Jadi, memang tidak harus ada yang dirisaukan dan ditakutkan lagi, karena efeknya terlihat belum ada hingga kini," tegasnya.

Ketua DPRD NTB ini menyatakan ajang Pilkada gubernur harus dimaknai pesta memilih paslon dan bukan memilih TGB. Selain itu, masyarakat sudah sangat cerdas dan mulai menyadari keberadaan Pilkada adalah memilih pemimpin mereka pascagubernur saat ini tidak bisa lagi mencalonkan diri untuk kali kedua karena terbentur aturan perundang-undangan.

"TGB memang hebat dan luar biasa, tapi apakah orang yang dijagokan mampu seperti TGB, kayaknya masyarakat sudah tidak mau lagi ada pemerintahan bayang-bayang. Saat ini, yang ada itu adalah orang pasti melihat track record paslon dan bukan TGB yang turun mengampanyekannya," ucapnya.

Politisi Golkar NTB ini, menuturkan pihaknya telah melakukan antisipasi sejak awal terkait turunnya TGB mengampanyekan paslon Zul-Rohmi. Karena, apa yang dilakukan oleh Paslon lain juga dilakukan oleh Suhaili-Amin. Terbukti, meski TGB turun, ungkap Isvie, elaktabilitas pasangan Suhaili-Amin tertinggi dari calon lain.

"Insya Allah, sedari awal kita telah antisipasi, karena kita juga punya gerakan yang sama. Saat ini saja hasil sejumlah lembaga survei Suhaili-Amin pada peringkat pertama," tandas Sekretaris DPD Golkar NTB itu.

Terpisah, Tim Pemenangan paslon H Ahyar Abduh dan Mori Hanafi (Ahyar-Mori), Made Slamet juga mengungkapkan hal yang sama. Namun ia menilai TGB tidak adil. Hal itu, lantaran izin cuti kampanye yang diajukan oleh Bupati Sumbawa HM Husni Djibril guna mendampingi paslon nomor urut dua berkampanye di wilayahnya justru tidak diberikan oleh gubernur NTB hingga kini.

"Jadi, kita sayangkan sikap kenegarawan TGB itu. Disatu sisi, ia turun mengkampanyekan kakaknya (Zul-Rohmi) tapi disisi lain, izin cuti kampanye pak Bupati Sumbawa tidak diberikan," terangnya.

Menurut politisi PDI Perjuangan tersebut, seharusnya TGB yang kini telah menjadi perbincangan masyarakat Indonesia, harus fokus meluruskan ikhtiarnya berjuang di level nasional dan bukan malah melakukan kampanye keliling ke daerah hanya sekadar mengajak masyarakat memenangkan paslon Zul-Rohmi dalam kontestasi Pilgub NTB 2018.

"Dia (TGB) ini sedang menjadi pembicaraan di nasional, tapi seperti ini caranya. Meski kita hargai ada orang NTB mulai dibicarakan di tingkat nasional, tapi adil juga dong," ucapnya.

Ia menyarankan, mestinya TGB meniru langkah politik dua kepala daerah yang juga adalah kader partai Demokrat, yakni Gubernur Soekarwo di Jatim dan Gubernur Mangku Pastika di provinsi Bali yang bersikap arif dan negerawan dengan tidak turun gelanggang melakukan cuti kampanye sekadar untuk memenangkan paslon yang diusung partainya.

"Kami selaku politisi menyayangkan sikap TGB itu. Ingat Presiden dan Wapres RI?tidak pernah turun mengampanyekan seorang gubernur maupun wakil gubernur yang didukung oleh partainya. Begitupun dua gubernur semisal di provinsi Bali dan Jawa Timur yang sangat negerawan dan netral memberikan ruang pada paslon manapun untuk bertanding dalam kompetisi Pilkada kali ini," ujar Made Slamet.

Ia menambahkan, meski TGB turun mengampanyekan paslon Zul-Rohmi pihaknya tidak terlalu khawatir. Sebab, paslon Ahyar-Mori juga memiliki strategi guna mengimbangi turunnya gubernur dua periode tersebut.

"Bagi pasangan Ahyar-Mori, apalagi TGB sebentar lagi mau istrahat, tidak ada yang wah atas turunnya TGB itu sejauh ini," tandasnya. (*)