Jakarta (ANTARA) - Medix Global, perusahaan manajemen medis, mengatakan meningkatkan kepercayaan dan mempertahankan pasien di dalam negeri penting guna meningkatkan ekosistem perawatan kesehatan dan memastikan keberlanjutan jangka panjangnya.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Founder & CEO Medix Global Sigal Atzmon mengatakan tantangan besar terkait aksesibilitas, dan perangkat pendukung yang obyektif untuk menavigasi sistem yang kompleks ini, banyak konsumen kesehatan di Indonesia yang kurang percaya terhadap sistem layanan kesehatan lokal.
"Diperkirakan 600,000 hingga dua juta orang Indonesia mencari layanan medis yang lebih baik di luar negeri per tahun, padahal ada solusi agar tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk berobat keluar negeri," ujar Sigal.
Dia mengatakan Singapura dan Malaysia menjadi destinasi paling populer. Menurutnya, tren ini secara signifikan meningkatkan klaim asuransi dan seringkali mengakibatkan perjalanan medis yang tidak perlu, karena sebenarnya perawatan berkualitas tinggi ada di Indonesia.
Dia menyebutkan, biaya kesehatan di Indonesia meningkat sebesar 13,6 persen dari tahun ke tahun pada tahun 2023, melampaui kenaikan rata-rata 11,5 persen pada negara-negara Asia lainnya.
"Akibatnya, terjadi lonjakan klaim asuransi kesehatan yang cukup signifikan, hingga 25 persen (year-on-year) menjadi Rp20,83 triliun tahun lalu," katanya.
Untuk mengatasi situasi ini, katanya, hampir semua perusahaan asuransi kesehatan mengkaji ulang harga produk asuransi kesehatan mereka dan menaikkan harga premi secara signifikan, bahkan ada yang meningkat hingga dua digit persentase.
Menurutnya, kurangnya investasi pada sumber daya serta bervariasinya kualitas perawatan serta fasilitas medis antara satu kota dengan kota lainnya, bahkan antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya, menjadi masalah besar di Indonesia.
Selain itu, kata Sigal, saat ini Indonesia hanya memiliki 0,4 dokter per 1.000 orang dan 1,2 tempat tidur rumah sakit per 100.000 orang, yang tercatat menjadi salah satu rasio terendah di Asia Tenggara.
"Perlu ditekankan bahwa kurangnya tenaga maupun fasilitas medis di Indonesia secara umum tidak berarti kualitas yang buruk. Indonesia memiliki banyak dokter, dokter spesialis dan rumah sakit yang berkualitas," katanya.
Oleh karena itu, Sigal menyebutkan, untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan nasional secara signifikan, perlu perpaduan sistem perawatan dan pengobatan yang berkualitas di dalam negeri dengan keahlian medis global.
Baca juga: RSUD canangkan pelayanan kesehatan "Mataram Medical Tourism Board"
Baca juga: Kekurangan bahan bakar perburuk situasi layanan kesehatan di Gaza
Menurutnya, untuk mendukung ekosistem kesehatan yang berkelanjutan di Indonesia, sangat penting untuk berinvestasi pada protokol kesehatan yang tepat.
"Kuncinya adalah meningkatkan fokus pada pencegahan dan mengadopsi pendekatan holistik untuk perawatan kesehatan. Menawarkan tools yang tepat dan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan personal dapat mengurangi risiko kesehatan dan beban penyakit secara jangka panjang," dia menuturkan.
Berita Terkait
Layanan kesehatan haji Indonesia raih apresiasi
Senin, 15 Juli 2024 5:59
IMI kerja sama dengan rumah sakit beri layanan kesehatan
Selasa, 7 Mei 2024 8:39
Kemenkes RI dan India akan gelar Forum Bisnis Kesehatan
Selasa, 27 Februari 2024 6:43
Indonesia miliki kasus kematian akibat flu burung terbanyak
Senin, 6 Maret 2023 21:06
RS EMT Indonesia siap layani korban gempa di Turki
Jumat, 17 Februari 2023 7:21
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40