Ganefi prihatin kondisi petani bawang di NTB

id Baiq Ganefi,Bawang NTB

Ganefi prihatin kondisi petani bawang di NTB

Anggota DPD dari Daerah Pemilihan NTB, Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi. (Foto dpd.go.id)

Kita semua harus punya solusi. Pemerintah tentu tidak bisa sendiri. Maka dari itu, datangi dan ajak para pelaku usaha
Mataram (Antaranews NTB) - Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi, menyatakan prihatin atas kondisi petani bawang merah dan cabai di Nusa Tenggara Barat yang terpuruk akibat anjloknya harga saat panen raya.

"Tentu saya prihatin dengan kondisi yang dialami para petani di tengah situasi aetelah gempa bumi saat ini," katanya.

Menurut senator dari Daerah Pemilihan NTB tersebut, kondisi harga yang tidak begitu menguntungkan bagi para petani bawang merah dan cabai disebabkan pengarahan manajemen produksi dan usai panen dari instansi terkait yang belum sesuai harapan.

"Petani apa pun itu, pasti ikut arahan pemerintah. Misalnya gerakan menanam cabai, ramai-ramai tanam cabai. Termasuk saya ikut membagikan 100 ribu bibit cabai tahun lalu," ujar perempuan yang akrab disapa Ganefi tersebut.

Namun, menurut dia, upaya mengajak para petani meningkatkan produksi komoditas pertanian belum diimbangi dengan intervensi pemerintah dalam hal penanganan pascapanen agar petani tidak merugi.

Pemerintah daerah dan pusat seharusnya gencar mendorong gerakan pengolahan produk hasil pertanian agar memiliki nilai tambah ekonomi.

Misalnya, kata Ganefi, para kelompok tani atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dibantu mesin produksi untuk membuat sambal atau olahan bawang.

Bantuan peralatan juga harus dilengkapi dengan pengawalan yang kuat tentang bagaimana cara mengolah cabai dan bawang menjadi produk jadi yang laku di pasaran.

"Belum sampai ke arah sana. Saya sendiri mengalami, masyarakat binaan saya dikasi unggas tapi tidak dikawal bagaimana cara memelihara yang baik. Akhirnya unggas tersebut banyak yang mati," ucapnya pula.

Ganefi yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB, mengaku terus menyuarakan di tingkat pusat agar kementerian/lembaga terkait ?melindungi nasib para petani.

"Kita semua harus punya solusi. Pemerintah tentu tidak bisa sendiri. Maka dari itu, datangi dan ajak para pelaku usaha," kata Ganefi.

Harga bawang merah yang dinikmati petani di Kabupaten Bima, di kisaran Rp400 ribu hingga Rp1 juta per kuintal tergantung kualitas.

Sementara harga cabai rawit yang diterima petani di Pulau Lombok paling tinggi Rp10.000 per kilogram. Belum dipotong ongkos petik Rp1.000/kg.

"Harga cabai murah. Produksi juga berkurang karena tanaman seperti mau mati setelah jarang dapat air di musim kemarau sekarang ini," tutur Sabri, salah seorang petani di Kabupaten Lombok Timur.

Rendahnya harga bawang merah di Kabupaten Bima, memicu aksi demonstrasi mahasiswa di kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bima, dan Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB pada Senin (17/9). Mahasiswa menuntut pemerintah melindungi nasib petani. (*)