Lombok Utara (ANTARA) - Kawasan Wisata Anggur Tajir di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat menawarkan pengalaman edukasi tentang budidaya dan petik anggur kepada setiap pengunjung.
"Saya punya 15 varietas anggur yang ditanam pada lahan seluas 30 are (3.000 meter persegi)," kata pemilik kawasan Wisata Anggur Tajir bernama Ratnadi saat ditemui di Lombok Utara, Sabtu.
Ratnadi yang akrab dipanggil Ratjung memaparkan sebanyak 15 varietas tanam anggur tersebut, di antaranya anggur julian berwarna merah muda, anggur transfigurasi berwarna kuning kemerahan, anggur dixon berwarna jingga kemerahan.
Kemudian ada pula varian anggur everest berwarna merah, anggur lorano berwarna hitam, anggur arcas yang berbentuk lonjong dan hitam, anggur baikonur berwarna merah kehitaman.
Selanjutnya ada varian baru anggur basanti berwarna merah kehijauan, anggur jupiter berwarna merah, anggur memory buynenko berwarna merah, maupun anggur pione yang berwarna hitam.
"Semua varian anggur yang saya tanam manis dan renyah karena matang sempurna. Di sini anggur yang belum matang sempurna tidak saya buka supaya pengunjung tidak kecewa dengan rasa," kata Ratnadi.
Kawasan Wisata Anggur Tajir yang berdiri sejak November 2021, memiliki 300 batang anggur dan yang sudah berproduksi sebanyak 200 batang. Setiap batang anggur menghasilkan buah paling sedikit 4 kilogram dan paling banyak hingga 15 kilogram.
Ratnadi menuturkan anggur-anggur itu berbuah saat musim kemarau dengan periode berbuah sebanyak dua kali dalam setahun. Aktivitas panen tahun ini berlangsung pada Juli sampai awal September, lalu berlanjut mulai akhir Oktober hingga Desember mendatang.
Para pengunjung dapat mencicipi setiap varietas buah anggur yang tumbuh di kawasan Wisata Anggur Tajir, termasuk mempelajari proses pembibitan hingga perawatan. Harga buah anggur yang dijual Ratnadi kisaran Rp80-100 ribu per kilogram.
Baca juga: Cagub NTB Iqbal janji memajukan sektor pariwisata
Harga itu masih terhitung realistis bila dibandingkan harga di pasaran yang hanya sekitar Rp50-60 ribu per kilogram.
Meski harga anggur lebih tinggi, namun pengunjung tetap membeli karena anggur yang matang di pohon dan dipetik langsung punya citra rasa yang lebih nikmat (manis dan renyah) ketimbang anggur di pasaran yang lembek dan kecut.
"Selama saya mendirikan perkebunan anggur ini belum pernah ada pengunjung yang menawar harga anggur. Bahkan, saya kekurangan stok karena banyak pengunjung datang terutama dari kawasan wisata Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air," ucap Ratnadi.
Di kawasan Wisata Anggur Tajir yang dikelola sendiri oleh Ratnadi sebanyak ratusan pohon anggur tumbuh merambat pada para-para tiang pipa aluminium dan tralis berbentuk huruf Y. Buah anggur yang sudah matang sebesar jempol menggantung tertarik gravitasi.
Salah seorang pengunjung bernama Lica Veronika menuturkan itu adalah pengalaman pertama baginya mencicipi banyak varietas anggur yang dipetik langsung dari pohon.
Baca juga: Industri pariwisata tiga gili Lombok terancam mati suri
Bila anggur belum terlalu matang muncul rasa asam-manis dan sedikit sepat, namun ketika anggur sudah matang sempurna rasanya manis dan renyah.
"Selain bagus untuk foto, mencicipi banyak varian anggur adalah pengalaman berharga. Di pasar maupun toko-toko buah, anggur yang jual hanya beberapa jenis dan sudah layu, sedangkan di sini ada 15 varietas buah anggur yang bisa dicicipi dan dibeli," kata Lica.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat, anggur merupakan salah satu buah yang potensial dengan angka produksi mencapai 5.455 kuintal atau setara dengan 545.500 kilogram pada tahun 2023.
Wilayah penghasil anggur terbesar di Nusa Tenggara Barat berada di Kabupaten Lombok Timur dengan angka produksi sebanyak 2.927 kuintal atau setara 292.700 kilogram dan Kabupaten Lombok Utara sebanyak 1.979 kuintal atau sekitar 197.900 kilogram.