BP Taskin buat program bersama Kemensos

id bp taskin,kemensos,rentan miskin,program bp taskin,pengentasan kemiskinan,kemiskinan,Budiman Sudjatmiko,Saifullah Yusuf

BP Taskin buat program bersama Kemensos

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko (kanan) bersama Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (kiri) setelah mengadakan pertemuan di Kantor Kemensos Jakarta, Senin (11/11/2024). ANTARA/Rizka Khaerunnisa.

Jakarta (ANTARA) - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menyepakati untuk merancang program bersama Kementerian Sosial (Kemensos), untuk pengentasan kemiskinan yang menargetkan kelompok rentan miskin.

“Selain penyelarasan dan pengacuan rencana induk pengentasan kemiskinan secara keseluruhan, juga akan dibuat program bersama dengan Kemensos khusus mereka yang rentan miskin untuk mendorong apa yang disebut sebagai inclusive growth atau pertumbuhan inklusif,” kata Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko di Kantor Kemensos Jakarta, Senin.

Budiman menjelaskan, pihaknya bersama Kemensos menyepakati dua pendekatan untuk program bersama tersebut, yakni melalui penciptaan lapangan kerja ataupun penciptaan ekosistem bisnis baru yang membuat masyarakat bisa bertahan di tengah arus mekanisasi, digitalisasi, dan robotisasi.

“Kita harus pikirkan skema bagaimana ekosistem bisnis baru itu juga fit dengan tantangan digitalisasi, mekanisasi, dan robotisasi yang ada. Kalau bagian itu akan kita omongkan dengan Kementerian Perindustrian, kita omongkan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, kita omongkan juga mungkin dengan Kementerian Ketenagakerjaan,” katanya.

Ia mengatakan, pembukaan lapangan usaha baru juga menjadi prioritas. Dalam rangka pengentasan kemiskinan, menurutnya, masyarakat perlu didorong untuk memasuki sektor-sektor yang kekurangan suplai tenaga kerja serta sektor-sektor yang memiliki keluwesan dan daya tahan kuat dalam menghadapi digitalisasi.

Menurut Budiman, adanya putus hubungan kerja hingga tutupnya perusahaan bukan sekadar ada gejolak tetapi juga karena digitalisasi dan robotisasi. Oleh sebab itu itu, pengentasan kemiskinan memerlukan ekosistem yang tidak rentan terhadap digitalisasi.

“Karena kita tidak ingin sekedar ngasih obat aspirin, sembuh sebentar dari rasa miskinnya, kemudian jatuh lagi. Enggak. Kita ingin yang sustainable karena itu perintah Pak Prabowo. Kita ingin kelas menengah baru soalnya. Kita target tahun 2045 ada 80 persen kelas menengah Indonesia. Jadi yang ada harus dijaga. Kalau yang ada yang rontok juga kan repot,” kata Budiman.

Baca juga: Mensos pastikan bantuan pengungsi Lewotobi

Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai bahwa gagasan yang sudah dibuat oleh BP Taskin sebagai lembaga yang baru dibentuk mempunyai relevansi dengan situasi dan kondisi saat ini.

Baca juga: Kemensos berikan layanan bagi pengungsi Lewotobi-NTT

Menurut Gus Ipul, BP Taskin memiliki perhatian yang penuh terhadap upaya pengentasan kemiskinan dengan peningkatan status secara gradual. Ia berharap kelompok miskin ekstrem bisa naik statusnya menjadi kelompok miskin, kemudian kelompok miskin menjadi kelompok rentan, dan akhirnya kelompok rentan bisa naik kelas menjadi stabil.

“Ini yang sedang didiskusikan dengan beberapa simulasi atau skema, yang nanti tentu bekerja sama dengan kementerian yang lain. Nanti beliau -Kepala BP Taskin- yang akan menindaklanjuti dengan kementerian-kementerian yang lain,” kata Gus Ipul.