Jakarta (Antaranews NTB) - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan harga BBM nonsubsidi akan mengalami penurunan paling lambat Januari 2019.
"Janjinya (Pertamina) sih turun Januari 2019," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa.
Dirjen Migas menjelaskan skema penurunan harga BBM adalah Pertamina menyerahkan laporan harga jualnya kepada Kementerian ESDM.
Namun, menurut Djoko, hingga saat ini laporan tersebut belum diterima Kementerian ESDM.
Apabila, sampai Januari 2019, Pertamina belum menurunkan harga, maka Kementerian ESDM akan memanggil perusahaan pelat merah tersebut.
Penurunan harga BBM nonsubsidi dimungkinkan menyusul penurunan harga minyak dunia.
Sebelumnya, Head of Petroleum Retail PT AKR Corporindo Muliady Jahja menyebutkan pihaknya sudah menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi jenis Akra 92 sebesar Rp100 per liter seiring penurunan harga minyak dunia.
"Mulai 1 Desember 2018, kita sudah lakukan penyesuaian harga untuk produk nonsubsidi jenis Akra 92," ujarnya.
Ia menjelaskan dengan penurunan Rp100 per liter, maka harga BBM Akra 92 saat ini menjadi Rp9.700 per liter dari sebelumnya Rp9.800 per liter.
"Harga minyak dunia meski cenderung turun, namun itu juga fluktuasi sebenarnya. Kita prediksikan harga minyak dunia masih bisa juga naik," papar dia.
Muliady mengatakan pihaknya akan terus meninjau harga BBM secara berkala. Naik dan turunnya harga yang dijual akan mengikuti harga pasar yang ada tersebut.
"Harga BBM kita dibandingkan sejenis dengan produk lainnya saat ini jauh lebih kompetitif. Naik dan turun harga akan kita tinjau secara berkala," jelas dia.