Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan mengingatkan para perempuan agar tidak mudah tergoda dan tetap kritis dengan perlakuan layaknya putri atau princess treatment pada saat menjalin sebuah hubungan untuk mencegah relasi yang tidak setara.
"Misalnya dia -pasangan laki-laki- menampilkan citra menyayangi ibu, semua dilayani sepenuhnya, diperlakukan selayaknya princess treatment, kita harus kritis terhadap hal itu, apakah itu benar-benar menumbuhkan kita sebagai subjek? Jadi kita harus kritis, jangan-jangan itu hanya cara untuk menundukkan secara halus," kata Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Ia menegaskan, dalam sebuah hubungan, sebaiknya perempuan lebih bisa berhati-hati terhadap laki-laki dengan perlakuan-perlakuan yang berpotensi menyebabkan ketergantungan secara emosi, finansial, maupun psikologis.
"Ketika pasangan memberikan perlakuan-perlakukan yang menurut mereka katanya gentleman, bisa jadi itu mengisolasi kita sebagai perempuan, membuat kita tidak tumbuh, dan menjadi tergantung secara emosi atau finansial," ucap perempuan yang akrab disapa Ami itu.
Baca juga: Komnas suarakan penghapusan kekerasan terhadap perempuan
Menurutnya, relasi dalam hubungan harus selalu setara, karena jika tidak, maka akan sulit bagi perempuan untuk membebaskan diri dari hubungan yang toksik.
"Relasi itu harus saling, kalau ada ketergantungan emosi, baik dalam bentuk fisik atau psikis, itu akan sulit kita keluarnya," ujar dia.
Baca juga: Penting budayawan turut edukasi pencegahan kekerasan
Selain itu, Ami juga mengingatkan agar perempuan tidak tergoda dengan perhatian-perhatian yang berlebihan atau love bombing, karena perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebagian besar berawal dari kurangnya menangkap sinyal love bombing sehingga terjebak dalam hubungan yang tidak setara.
"Yang harus dilihat dari pengalaman perempuan korban KDRT, love bombing atau mencintai dengan ugal-ugalan, itu betul di satu sisi, ada positifnya, tetapi sekali lagi yang saya tekankan, relasi yang dibangun harus setara, harus saling, tidak bisa hanya salah satu pihak," tuturnya.