Dompu (ANTARA) - Sore itu sekitar pukul 17.05 Wita kami bersama rombongan dari Kota Mataram, tiba di Nanga Tumpu yang merupakan jalur perbukitan yang indah yang terletak di Kecamatan Manggelewa, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Perjalanan panjang dari Kota Mataram sekitar 12 jam yakni dua jalan perjalanan darat dari Mataram ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, lanjut perjalanan laut sekitar 2 jam menuju Pelabuhan Pototano di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kemudian 8 jam menuju ke Kabupaten Dompu dengan melintasi Kabupaten Sumbawa Besar, membuat kami harus istirahat beberapa kali pada sejumlah tempat untuk mencari tempat shalat, makan, dan minum, serta buang air kecil.
Satu jam sebelum sampai lokasi, tepatnya di perbukitan Nanga Tumpu merupakan jalan berkelok sekitar 5 kilometer dengan pemandangan laut Teluk Saleh dan bukit hijau yang menawan sembari ditemani semilir angin laut menarik perhatian kami untuk istirahat di tempat itu.
Apalagi sepanjang jalan tersebut terlihat kedai-kedai sederhana yang menjual makanan kopi, makanan ringan, serta menu khas mereka yakni jagung ketan rebus.
Jagung ketan rebus itu dijajakan warga sekitar di sepanjang jalan Nanga Tumpu, dengan suasa yang dingin menambah cita rasa berbeda saat menikmati jagung ketan yang hangat dan legit.
Tak heran lokasi itu menjadi tempat favorit untuk menikmati keindahan alam Dompu dari ketinggian di jalur lintas Sumbawa-Dompu yang melewati daerah itu, sekaligus berwisata kuliner.
Jagung ketan hasil petani di wilayah tersebut memiliki rasa yang berbeda dengan jagung-jagung lainnya baik dari warna, maupun rasa.
Jagung ketan itu memiliki warga putih, bertekstur padat, serta memiliki rasa yang legit seperti ketan. Dari situlah, jagung tersebut diberikan nama jagung ketan.
Menurut para pedagang, jagung ketan yang dijual di perbukitan Nanga Tumpu memiliki rasa lebih manis karena di rebus tanpa ampas dan masih segar atau baru dipetik.
Sementara jagung yang dijual di luar Nanga Tumpu terkadang hasil panen beberapa hari dan direbus bersama ampas sehingga rasa garam kurang meresap.
Jangung ketan rebus di sekitar perbukitan Nanga Tumpu dijual per porsi, satu porsi Rp15.000 berisi lima jagung. Dengan rasa yang khas, satu orang pasti tidak akan cukup makan satu buah.
Memiliki cita rasa berbeda, jagung ketan Nanga Tumpu sering menjadi oleh-oleh setiap orang yang datang ke sana, tapi untuk jagung rebus hanya bisa bertahan sehari sehingga pedagang menyarankan lebih baik membeli yang masih mentah.
Sayangnya, ketika kami hendak membeli jagung ketan mentah di kawasan tersebut tidak ada yang menjual sebab mereka rata-rata menjual yang sudah matang dan jumlah terbatas.
Tidak mau putus asa, ketika kami hendak kembali ke Kota Mataram setelah selesai berkegiatan di Kabupaten Dompu, kami akhirnya bisa membeli jagung ketan mentah di kawasan Utan di Kabupaten Sumbawa Besar.
Harga jagung ketan mentah jauh lebih murah dengan harga satu porsi Rp10.000, kita bisa mendapatkan 6 buah jagung mentah.
Kalau pembeli pandai menawar, mungkin bisa dapat 7 buah per porsi atau bahkan lebih.
Tapi saya sarankan sebaiknya jangan di tawar sebagai bentuk apresiasi terhadap petani dan pedagang di daerah itu yang telah bekerja keras mengembangkan dan mempertahankan produk unggulan daerah mereka.
Jagung menjadi salah satu komoditas unggulan di Pulau Sumbawa, sehingga ketika kita melewati sepanjang jalan menuju Kabupaten Dompu, maka kita akan disuguhkan dengan pabrik-pabrik pusat pengeringan jagung sebelum dikirim ke sejumlah daerah.
Berdasarkan data dari laman Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB per 1 Maret 2024, mencatat luas panen jagung pipilan di NTB pada 2023 mencapai sekitar 179,03 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 17,04 ribu hektare atau 8,69 persen dibandingkan luas panen pada 2022 yang sebesar 196,06 ribu hektare.
Produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 sebesar 1,28 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 140,89 ribu ton atau 9,91 persen dibandingkan pada 2022 yang sebesar 1,42 juta ton.
Potensi luas panen jagung pipilan kering Januari–April 2024 diperkirakan mencapai 77,02 ribu hektare dengan potensi produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen sebesar 558,01 ribu ton.
Produk unggulan tersebut diharapkan bisa terus dipertahankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Untuk diketahui, kami merupakan rombongan dari Perum LKBN ANTARA Biro NTB bertolak ke Kabupaten Dompu dalam rangka
pelatihan jurnalistik anggota PWI Kabupaten Dompu pada Senin (25/11-2024).
Kegiatan pelatihan jurnalistik itu sekaligus untuk memperingati HUT Ke-87 Perum LKBN ANTARA pada 13 Desember 2024.
Rombongan beranggotakan 16 orang diketuai langsung Kepala LKBN ANTARA Biro Nusa Tenggara Barat (NTB) Abdul Hakim.
Pelatihan jurnalistik tersebut didukung oleh Sumbawa Timur Mining (STM) NTB itu, mengangkat tema "Menghidupkan Cerita dengan Karangan Khas yang Memikat", sehingga pelatihan itu difokuskan untuk teknis penulisan karangan khas terkait pertambangan.
Dengan menghadirkan dua narasumber yakni Redaktur Karangan Khas (Feature) LKBN ANTARA Masuki Astro dan Dosen Program Studi teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) M Haris Miftahul Fajar serta Ketua PWI NTB H Nasruddin Zaein.
Perjalanan Mataram-Dompu, sungguh perjalanan yang menyenangkan sekaligus melelahkan namun berkesan InsyaAllah semua ada hikmahnya karena tidak ada usaha yang sia-sia.
Berita Terkait
Pemuda Dompu-NTB gagas KiloFest 2024 untuk wisata produktif
Selasa, 10 Desember 2024 21:16
Penerima beasiswa STM juarai kompetisi geologi-ekonomi tingkat nasional
Jumat, 6 Desember 2024 14:31
DLH: STM patuhi prosedur pengelolaan lingkungan di area tambang Dompu
Jumat, 6 Desember 2024 11:56
Bambang-Syiraj menang di Pilkada Dompu 2024 hasil rekapitulasi KPU
Rabu, 4 Desember 2024 19:05
Polisi kedepankan sikap humanis cegah konflik kawasan tambang di Dompu
Jumat, 29 November 2024 19:09
Polisi tetapkan tersangka perusakan fasilitas tambang STM di Dompu
Jumat, 29 November 2024 15:42
Pelayanan Publik di Dompu masuk kategori B
Jumat, 29 November 2024 15:40
Bertemu Tuhan di perut Bumi
Rabu, 27 November 2024 12:41