Surabaya (ANTARA) - Salam Lestari !
Gajah (dari Sansekerta : Gaja), adalah mamalia besar dari famili Elephantidae dan ordo Proboscidea.
Secara tradisional, terdapat dua spesies yang diakui, yaitu Gajah Afrika (Loxodonta Africana) dan Gajah Asia (Elephas Maximus).
Famili lain yang kini sudah punah termasuk Mamut dan Mastodon.
Gajah Afrika jantan merupakan hewan darat terbesar dengan tinggi hingga 4 meter dan massa yang juga dapat mencapai 7.000 kg (7 Ton).
Gajah memiliki ciri-ciri khusus, dan yang paling mencolok adalah belalai atau proboscis yang digunakan untuk banyak hal, terutama untuk bernapas, mengisap air, dan mengambil benda.
Gigi serinya tumbuh menjadi taring yang dapat digunakan sebagai senjata dan alat untuk memindahkan benda atau menggali.
Daun telinganya yang besar membantu mengatur suhu tubuh mereka.
Gajah Afrika memiliki telinga yang lebih besar dan punggung yang cekung, sementara telinga Gajah Asia lebih kecil dan punggungnya cembung.
Gajah memiliki banyak peran dan fungsi, di antaranya :
Penyeimbang ekosistem :
Gajah berperan sebagai penyeimbang ekosistem di hutan.
Gajah membantu mengurangi kanopi hutan hujan dengan memakan pohon tinggi yang tumbuh cepat.
Penyebar bibit tumbuhan :
Gajah membantu menyebarkan bibit tumbuhan dengan menginjak semak-semak di sekitarnya.
Bibit-bibit tersebut melekat pada kaki dan kotoran gajah, sehingga memiliki peluang untuk tumbuh di sepanjang jalur yang dilalui gajah.
Pembuka jalan : Gajah membuka jalan untuk satwa lain saat melewati hutan.
Pembuat sumber air :
Gajah menggunakan taringnya untuk menjangkau sumber air bawah tanah saat musim kemarau.
Lubang yang dibuatnya menjadi sumber pasokan air bagi kawanannya dan binatang lainnya.
Pembuat pupuk : Kotoran Gajah dapat menjadi pupuk yang menyuburkan tanah.
Alat transportasi : Gajah dapat digunakan manusia sebagai alat transportasi di dalam hutan.
Gajah mampu menempuh perjalanan yang cukup jauh pada medan yang sulit dilalui, serta mampu menarik/ mengangkut beban yang cukup berat.
Objek wisata : Gajah dapat dijadikan objek untuk wisata.
Simbol dalam budaya :
Gajah memiliki makna spiritual dan simbolik dalam agama dan kepercayaan tertentu.
Gajah dipandang sebagai simbol kekuatan, kejantanan dan kebijaksanaan.
Keunikan Gajah :
Gajah adalah perenang yang handal.
Dengan tubuhnya yang besar dan berat, ia dapat mengapung dan berenang selama 6 jam dan menempuh jarak 50 Km dalam sehari.
Gajah dapat berlari dengan kecepatan 30 Km/jam dan dapat mengingat 25 perintah dan patuh pada aba - aba.
Mampu mendengar panggilan yang berjarak 10 Km dengan gelombang infrasoniknya.
Peran Gajah dalam kehidupan manusia :
Sejak abad ke 16 sampai sekarang Gajah memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Dalam budaya Aceh, Gajah dianggap sebagai simbol lekuatan, keberanian dan kemuliaan.
Dalam konteks kehidupan sehari - hari, Gajah dimanfaatkan untuk berbagai pekerjaan, termasuk transportasi barang, pembangunan dan pertanian.
Dalam konteks militer, Gajah dilatih untuk menjadi pasukan perang.
Dalam konteks kebudayaan dan tradisi Aceh, Gajah sering kali menjadi bagian dari acara kebesaran dan prosesi kerajaan sebagai simbol kemegahan dan kebesaran.
Dalam konteks Tzunami 2004 Gajah menjadi simbol keberanian dan pengabdian sebagai Pahlawan kemanusiaan.
Gajah Midok yang berperan dalam membersihkan area setelah Tzunami.
Midok adalah salah satu dari tujuh individu Gajah yang membantu evakuasi Tzunami 2024 .
Midok adalah Gajah dari Konservasi respons Unit Saree yang diturunkan untuk membuka akses jalan yang tertutup oleh material berat akibat Tzunami.
Midok melakukan evakuasi membersihkan jalan, mengangkat pohon - pohon tumbang sebelum alat berat tiba.
Gajah yang diperbantukan untuk membantu evakuasi dan pembersihan area berdampak Tzunami dipakaikan sepatu pada tapak kakinya, yang bertujuan untuk kelancaran dan mengurangi resiko dalam pekerjaannya, karena melewati medan yang sangat rumit dan terjal.
Ada tujuh individu Gajah yang paling aktif, ada tiga individu, Midok, Lia dan Amoy.
Jasa dan peran penting Gajah bagi masyarakat Aceh berjalan pararel dengan kematian Gajah di Aceh akibat di bunuh.
Bangkai gajah Sumatera ditemukan di Desa Aki Neungoh, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada 20 Februari 2024.
Dua gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) ditemukan mati di Provinsi Aceh diduga tersengat arus listrik dalam rentang waktu sebulan terakhir.
Kasus kematian Gajah diduga tersengat listrik yang terakhir terjadi di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, pada Sabtu 9 Maret 2024.
Senin 25 Maret 2024, Dusun Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara,
Gajah jantan yang diperkirakan berusia lima tahun ditemukan mati.
Satu bayi Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) liar ditemukan mati di kawasan hutan Desa Alue Jang, Kecamatan Pasie Raya, di Kabupaten Aceh Jaya, Minggu 17 Novwmber 2024.
Tercatat ada 46 individu Gajah Sumatera mati di Aceh sejak tahun 2016.
Pada lima tahun terakhir terpantau 22 individu Gajah dan 11 individu Harimau mati di Aceh.
Ada apa dengan Aceh ?
Tulisan ini untuk mengenang 20 tahun Tzunami Aceh, 2002 - 2024.
"Kau Peduli, Aku Lestari"
Surabaya :
Jumat 27 Desember 2024
*) Penulis adalah Pemerhati Satwa Liar dan
Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (APECSI)