Mataram (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Nusa Tenggara Barat 2, Muazzim Akbar meminta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram menjamin keamanan pangan dan mencegah pencemaran kimia yang berbahaya bagi masyarakat dalam mendukung program makan bergizi yang akan dilaksanakan pemerintah mulai 2025.
Hal ini ditegaskan Muazzim Akbar saat melaksanakan kunjungan kerja (kunker) spesifik ke BBPOM di Mataram pada Senin. Muazzim diterima langsung oleh Kepala BBPOM di Mataram Yosef Dwi Irwan bersama jajarannya.
Ia mengatakan bahan pangan yang digunakan untuk program ini berasal dari masyarakat atau penyedia yang tentu membutuhkan pengawasan dari BBPOM di Mataram. Lembaga ini harus melakukan pengawasan dengan optimal untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan.
"Karena kita sering mendengar anak-anak yang keracunan makanan di sekolah. Ini tentu tugas dari BBPOM di Mataram untuk mengawasi program ini, jangan sampai makanan yang tak higienis sehingga memicu kasus keracunan," ujarnya.
Baca juga: Sebanyak 270 ribu pelajar masuk sasaran makan bergizi gratis di NTB
Muazzim mengatakan, Badan Gizi Nasional sudah dibekali anggaran untuk membangun outlet dapur makanan bergizi ini sebanyak 35 ribu titik se Indonesia. Outlet ini menjadi tempat memasak makanan sebelum disajikan kepada anak-anak sekolah. Karena itu tim BBPOM atau pihak yang sudah dilatih oleh BBPOM agar selalu memantau keamanan pangan.
"BBPOM di sana harus hadir, apakah makanan yang disajikan untuk anak-anak kita sudah sesuai standar dan lain sebagainya," ucap Muazzim.
Untuk sementara ini, program makan bergizi baru dianggarkan sebesar Rp173 triliun. Jumlah ini dinilai masih kurang jika melihat kebutuhan total penyajian makanan dalam satu tahun untuk seluruh anak sekolah se Indonesia.
Selain program makan bergizi, Muazzim juga menyoroti maraknya peredaran obat-obat herbal di masyarakat. Obat herbal memang sedang naik daun karena dinilai lebih aman dibandingkan dengan obat kimiawi, namun BBPOM harus memastikan bahwa obat herbal yang beredar di masyarakat harus benar-benar aman. Jika tak aman atau belum memenuhi syarat untuk beredar agar dilakukan tindakan.
"Kita berharap BBPOM lebih 'sangar' sedikit dalam melakukan pengawasan dan penindakan di lapangan agar obat dan makanan yang beredar benar-benar sudah sesuai aturan," ujarnya.
Baca juga: Pangan lokal di NTB dioptimalkan untuk Program Makan Bergizi Gratis
Secara umum kata Muazzim, kunker spesifik ini dilakukan untuk mengetahui program kerja mitra Komisi IX di daerah sebagai bahan rapat dengar pendapat (RDP) dengan BPOM Pusat nantinya. Bagaimana kinerja di lapangan selama 2024 ini ada apa saja kendala serta tantangan yang dihadapi oleh mitra kerja akan menjadi bahan pembahasan di pusat.
Sementara itu Kepala BBPOM di Mataram Yosef Dwi Irwan mengatakan, pihaknya akan mendukung program makan siang ini untuk memastikan keamanan pangan-nya. Jangan sampai ada satu tindakan yang tak sesuai dengan ketentuan, sehingga makanan menjadi terkontaminasi, baik kontaminasi fisik, kimia atau microbiology yang berisiko terhadap keracunan pangan.
"Tentu kita akan mengawal, mulai dari standarisasi dapur seperti apa untuk mencegah kontaminasi. Kemudian melakukan bimtek pelatihan pada penjamah pangan-nya, penanggung jawab dapur produksinya agar mereka paham bagaimana menangani pangan dari hulu ke hilir," katanya.
Baca juga: Pemprov NTB- BPOM sukseskan program makan bergizi gratis
Menurutnya, keamanan pangan harus betul-betul dilakukan dengan baik. Misalnya pangan yang mengandung daging, susu, dan telur harus dilakukan sesuai dengan standar yang ada.
"Sebab jika tak pas dalam penyiapan, penyimpanan dan tata kelola-nya, itu bisa tumbuh mikroba dan berdampak pada keracunan," ucap Muazzim.
Karena SDM yang dimiliki oleh BBPOM di Mataram masih terbatas, maka kolaborasi sangat penting dilakukan untuk menjamin keamanan pangan. Tim Dinas Kesehatan Provinsi dan kabupaten/kota misalnya ikut melakukan sampling makanan di setiap dapur yang mendukung program ini agar makanan yang disajikan sesuai dengan standar yang ada.
Baca juga: Senator NTB harapkan program makan bergizi gratis tekan produk impor