Mikheil Kavelashvili dilantik sebagai Presiden keenam Georgia

id Mikheil Kavelashvili, Presiden Georgia, ketegangan politik

Mikheil Kavelashvili dilantik sebagai Presiden keenam Georgia

Warga membawa potret mantan presiden Georgia dan mantan gubernur Odessa Mikheil Saakashvili saat mengikuti aksi anti pemerintah dan mendukung Saakashvili di pusat kota Kiev, Ukraina, Minggu (27/11/2016). (REUTERS/Gleb Garanich )

Istanbul (ANTARA) - Mikheil Kavelashvili pada Minggu (29/12) dilantik sebagai presiden keenam Georgia dalam sebuah upacara di Tbilisi, ibu kota negara tersebut.

Kavelashvili, yang terpilih sebagai presiden awal bulan ini, mengucapkan sumpah jabatan dalam sidang di gedung parlemen yang dihadiri oleh para anggota parlemen dan pejabat pemerintah, menurut lembaga penyiaran publik 1TV.

Dalam pidatonya, Kavelashvili menyoroti kekayaan budaya Georgia dan kesulitan yang telah dihadapi negara itu selama berabad-abad.

Pelantikannya berlangsung saat pemerintah Georgia menghentikan perundingan tentang keanggotaan negara itu di Uni Eropa (EU) sehingga meningkatkan ketegangan dengan pihak oposisi.

Sementara itu, Presiden Salome Zourabichvili, yang akan lengser, berbicara kepada para demonstran pro Uni Eropa di luar istana presiden. Ia mengumumkan pengunduran dirinya tetapi menegaskan bahwa, di mata oposisi dan pendukungnya, dia masih pemegang sah jabatan tersebut.

"Enam tahun lalu, saya bersumpah - tidak hanya untuk menegakkan Konstitusi tetapi juga untuk mengabdikan diri kepada negara ini dan Anda," kata Zourabichvili.

"Itulah sebabnya saya ada di sini hari ini. Kesetiaan ini tidak akan pernah berubah, baik saya berdiri di dalam istana maupun di luarnya. Saya akan selalu bersama Anda, di mana pun itu," katanya menambahkan.

Saat ia mundur, Zourabichvili menyatakan bahwa ia membawa serta "legitimasi, bendera, serta kepercayaan" serta bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya.

Minggu lalu, Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze menyatakan bahwa Zourabichvili harus meninggalkan jabatannya pada hari pelantikan, seraya menambahkan, "Mari kita lihat di mana dia akan melanjutkan hidupnya – di balik jeruji besi atau di luar."

Kavelashvili (53) terpilih pada 14 Desember oleh dewan elektoral beranggotakan 300 kursi -- menggantikan sistem pemilihan presiden langsung yang diterapkan pada 2017.

Baca juga: Progres relasi Pemerintah Indonesia-China

Namun, pemilihannya diwarnai ketegangan politik terkait dengan pemilihan parlemen yang disengketakan pada Oktober. Partai Georgia Dream memperoleh 89 dari 150 kursi setelah menerima 53,93 persen suara.

Zourabichvili, yang dianggap pro EU, menolak mengakui hasil pemungutan suara dengan alasan mencurigai ada campur tangan Rusia. Partai-partai oposisi menyebut pemungutan suara itu "dicuri", dan memboikot sidang parlemen.

Baca juga: Yoon Suk Yeol mengabaikan panggilan pengadilan Korsel

Pada 28 November, Kobakhidze mengumumkan bahwa Georgia akan menangguhkan pembicaraan keanggotaan EU hingga 2028. Pengumuman itu memicu protes luas di seluruh negeri, termasuk di Tbilisi.

Sumber: Anadolu