Kopenhagen (ANTARA) - Denmark menyatakan sangat keberatan atas pernyataan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini tentang Greenland dan menuding Washington sengaja meningkatkan ketegangan dengan mencampuri urusan dalam negerinya.
"AS meningkatkan ketegangan. Saya pikir mereka bertindak terlalu jauh—baik dalam mencampuri urusan dalam negeri Greenland maupun dalam menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap hak rakyatnya untuk menentukan masa depan mereka,” kata Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen pada Kamis.
Lund menanggapi pernyataan Trump yang menyebut bahwa AS membutuhkan Greenland demi “keselamatan dan keamanan internasional.”
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu (26/3), Trump menegaskan bahwa AS “harus memiliki Greenland” Menyebut pernyataan Trump “tidak masuk akal”, Lund memperingatkan bahwa retorika Presiden AS itu menjadi semakin agresif dan merupakan "ancaman tersembunyi" terhadap Kerajaan Denmark—yang terdiri dari Denmark, Kepulauan Faroe, dan Greenland.
"Pernyataan ini tidak pantas disampaikan seorang presiden Amerika, apalagi untuk sekutu dekat seperti Denmark,” kata Lund, menambahkan.
Isu Greenland
Greenland, pulau terbesar di dunia, telah menjadi bagian dari Kerajaan Denmark sejak abad ke-18 sebelum kemudian diberi pemerintahan sendiri pada 1979.
Terletak strategis di antara Samudra Arktik dan Atlantik, pulau tersebut kaya akan mineral.
Baca juga: Warga Israel sebaiknya dipindahkan ke Alaska dan Greenland, kata pejabat Saudi
Baik Denmark maupun Greenland telah menolak proposal apa pun untuk menjual wilayah tersebut.
Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan pada Januari, sebanyak 85 persen penduduk Greenland menentang bergabung dengan AS.
Baca juga: Sekitar 90 persen warga Denmark tolak Greenland gabung ke Amerika
Baru-baru ini, Perdana Menteri terpilih Greenland Jens-Frederik Nielsen mendesak negara-negara Eropa untuk mendukung wilayah tersebut, dengan menegaskan bahwa wilayah tersebut tidak untuk dijual.
"Dukunglah kami dan tegaskan bahwa Greenland tidak akan pernah dijual. Greenland dikelola oleh rakyat Greenland, dan itu tidak akan pernah berubah," kata Nielsen kepada Anadolu.
Sumber: Anadolu