Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini (LAZ) mengimbau warga agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak tertentu dengan keberadaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum pimpinan pondok pesantren di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari.
"Kami berharap suasana kondusif tetap terjaga karena kasus yang dilakukan oleh oknum tersebut sudah ditangani aparat penegak hukum," ujarnya dalam penyataan di Mataram, Rabu.
Bupati LAZ menyatakan bahwa pemerintah daerah bersama kantor Kementerian Agama Lombok Barat segera mengadakan rapat agar para santri yang masih bersekolah di pesantren itu dapat dipindahkan ke lembaga pendidikan yang lebih aman, sebab mereka tidak boleh putus sekolah.
Baca juga: Pemprov NTB lindungi 22 santriwati korban pelecehan seksual di Lombok Barat
Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah siap memberikan pendampingan bagi para korban kasus tersebut.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, sebanyak 22 santriwati yang bersekolah di pondok pesantren di Lombok Barat mengalami pelecehan seksual oleh pimpinan pondok pesantren.
Baca juga: Kemenag NTB: Tindak tegas pelaku pelecehan santriwati di Lombok Barat
Kasus itu mencuat atas laporan para santriwati karena kejadian yang mereka alami mirip film asal Malaysia berjudul Bid'ah. Film itu menceritakan tokoh agama bernama Walid yang melakukan tindakan asusila kepada para santriwatinya.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal telah memerintahkan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk turun membantu para korban dengan menjaga kerahasiaan privasi para santriwati yang mengalami kasus pelecehan seksual.
Baca juga: Puluhan santriwati di Lombok Barat korban pelecehan seksual, begini respons Gubernur NTB
Baca juga: Ustadz ponpes pelaku pelecehan santriwati di Lombok Barat ditangkap