Partai Buruh bersiap meraih kemenangan langka dalam pemilu Australia

id pemilu australia,partai buruh australia, Perdana Menteri Anthony Albanese

Partai Buruh bersiap meraih kemenangan langka dalam pemilu Australia

Partai Buruh yang berkuasa di Australia kalah dalam pemilu di Queensland, mengakhiri hampir satu dekade kekuasaannya di negara bagian tersebut, menurut laporan media setempat pada Minggu (27/10/2024). /ANTARA/Anadolu/py

Istanbul (ANTARA) - Penghitungan awal suara dalam pemilu umum Australia pada Sabtu menunjukkan bahwa Partai Buruh yang berkuasa berpeluang besar memenangkan masa jabatan kedua secara berturut-turut — yang berpotensi menjadi kemenangan berturut-turut pertama di negara itu sejak 2004.

Tempat pemungutan suara dibuka pukul 08.00 pagi waktu setempat dengan lebih dari 18 juta pemilih terdaftar berpartisipasi dalam sistem pemungutan suara wajib Australia.

Dengan 33,5 persen suara telah dihitung, Partai Buruh memimpin dengan lebih dari 70 kursi di legislatif, hanya kurang sedikit dari mayoritas 76 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Jika tren ini berlanjut, Perdana Menteri Anthony Albanese akan menjadi pemimpin Australia pertama dalam lebih dari 20 tahun yang memenangkan pemilihan ulang.

Dalam perkembangan yang tak terduga, pemimpin oposisi dari Partai Liberal, Peter Dutton, kehilangan kursinya di Dickson, Queensland, menurut proyeksi dari Australian Broadcasting Corporation (ABC) — menandai pertama kalinya dalam sejarah Australia bahwa pemimpin oposisi kehilangan kursinya dalam pemilu umum.

Baca juga: PM Kanada akan umumkan pemilu parlemen

Dutton dikabarkan mengakui kekalahan kepada calon dari Partai Buruh, Ali France, di markas Partai Liberal, lapor ABC.

“Sekarang, kami tidak melakukannya dengan cukup baik dalam kampanye ini. Itu sudah jelas malam ini dan saya bertanggung jawab penuh,” kata Dutton kepada para anggota partai.

Baca juga: Perkuat keterwakilan perempuan dalam UU Pemilu dan Pilkada

Pemimpin Partai Liberal tersebut sebelumnya menghadapi kritik luas karena pernyataan bernada Islamofobia, termasuk menyebut kandidat politisi Muslim sebagai “bencana,” dan dituduh mencoba meniru strategi politik mantan Presiden AS Donald Trump di Australia.

Sumber: Anadolu


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.