Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Jepang di Indonesia memberikan penghargaan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto atas kontribusinya dalam memperkuat dan mempererat persahabatan antara Indonesia dan Jepang.
Dalam acara pemberian penghargaan di Jakarta, Kamis, Kedubes Jepang mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Teguh bersama Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) berkontribusi besar pada arah kerja sama pembangunan kedua negara di masa mendatang, terutama dalam bidang jaminan kesehatan nasional.
Kedubes Jepang juga mengatakan bahwa Teguh telah berpartisipasi sebagai pengamat dalam rencana program JICA untuk Indonesia bertajuk “Promoting Health Glossary Shokuiku” yang dilaksanakan di Jepang dari 25 Mei hingga 7 Juni 2025.
Kedubes Jepang mengatakan bahwa pihaknya akan sangat senang apabila Teguh dapat memanfaatkan pengalamannya sebagai pengamat dalam program Shokuiku untuk meningkatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Pemerintah Indonesia.
Shokuiku adalah istilah Jepang yang diterjemahkan sebagai “pendidikan makanan,” yang merupakan sebuah filosofi yang menekankan pembelajaran tentang makanan dan nutrisi, mempromosikan kebiasaan makan sehat, dan mendorong hubungan positif dengan makanan.
Hal itu tidak hanya tentang mengikuti diet tertentu, tetapi juga tentang menumbuhkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang berhubungan dengan makanan, termasuk memiliki, menyiapkan dan menikmatinya.
Pada kesempatan yang sama, Teguh mengatakan dirinya berpartisipasi dalam program tersebut karena Jepang sudah mempunyai pengalaman puluhan tahun dalam program pemberian makan siang tersebut.
Baca juga: Dubes Jepang: Indonesia mitra terpenting Jepang Komunitas Nol Emisi Asia
“Saya sendiri mengalami sedikit banyak mengetahui mengenai program ini sehingga kita mencoba memberikan masukan, policy advice kepada Pemerintah Indonesia dengan mempelajari sistem yang ada di Jepang,” ujarnya, menambahkan bahwa program makan siang sekolah di Jepang memiliki “gold standard.”
Baca juga: Jepang berharap penguatan hubungan dengan Indonesia melalui relasi antarwarga
“Kyushoku”, program makan siang sekolah di Jepang, sering disebut sebagai standar emas karena keberhasilan dan pengaruhnya dalam nutrisi dan kesehatan anak-anak.
Program tersebut telah berjalan sejak 100 tahun yang lalu dan didukung oleh undang-undang, seperti Undang-Undang Makan Siang Sekolah tahun 1954.