Sebanyak 90 TRC siaga antisipasi bencana hidrometeorologi di Mataram

id BPBD,Kota Mataram,antisipasi bencana,TRC,bencana hidrometeorologi

Sebanyak 90 TRC siaga antisipasi bencana hidrometeorologi di Mataram

Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), telah menyiagakan 90 orang untuk Tim Reaksi Cepat (TRC) di sepadan pantai dan sungai sebagai langkah antisipasi dampak potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem.

"Sebanyak 90 personel TRC tersebut kami sebar dan siagakan 24 jam secara shift-shift-an. Sebagian di kawasan pantai dan sebagian di sempadan sungai," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Rabu.

Puluhan personel TRC tersebut bertugas memantau perubahan debit air sungai dan potensi gelombang pasang, kemudian dilaporkan setiap saat melalui grup yang sudah ada.

Ketika ada indikasi terjadi peningkatan eskalasi dari kondisi normal, kata dia, TRC memberikan laporan segera agar tim lainnya bisa mengambil langkah-langkah penanganan.

"Dengan demikian bisa dilakukan mitigasi guna mengurangi risiko bencana," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram pantau wilayah antisipasi bencana hidrometeorologi

Langkah antisipasi dampak potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem, seperti banjir dan gelombang pasang, dilakukan sebagai tindak lanjut dari informasi dan imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG mengimbau warga pesisir hingga pelaut untuk mewaspadai gelombang setinggi 4 sampai 6 meter pada bagian selatan Selat Lombok NTB, berlaku pada 9-10 September 2025.

Kendati sampai saat ini laporan yang diterima dari para petugas TRC kondisi pesisir Pantai Sekarbela dan Ampenan masih landai.

"Ketinggian gelombang masih berada 1-1,5 meter. Jika ketinggian sudah berada pada 2 meter, maka nelayan juga harus kami imbau agar sementara tidak melaut," katanya.

Baca juga: BMKG prediksi hujan sedang hingga lebat

Untuk mengoptimalkan pengawasan, pihaknya sudah membuat dua posko hidrometeorologi di pesisir pantai yakni di kawasan Bintaro, Kecamatan Ampenan, dan Mapak Kecamatan Sekarbela.

Dua lokasi pembuatan posko itu, kata dia, dipilih karena selama ini menjadi titik rawan terdampak gelombang pasang.

Posko tersebut menjadi posko terpadu karena selain BPBD juga ada satgas dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang akan di disiagakan 24 jam sampai 13 September 2025.

Seperti satgas dari Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta satgas dari OPD lainnya.

"Kami sistemnya piket bersama dengan OPD terkait dengan sistem shift-shift-an," katanya.

Begitu juga dengan laporan TRC terkait peningkatan debit air sungai yang melintasi Kota Mataram yakni Sungai Jangkuk, Ancar, Brenyo, dan Kali Usus, sejauh ini masih aman karena ketinggian mencapai 80 sentimeter.

"Kalau ketinggian debit air mencapai 110 centimeter, barulah masuk kategori awas," katanya.

Baca juga: Hujan sepanjang hari bakal guyur NTB

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.