Mataram, 7/9 (ANTARA) - Ketua Harian KONI Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Muhammad Nur Said Kasdiono mengatakan, penghargaan terhadap atlet berprestasi tidak cukup hanya dengan pemberian bonus, tetapi mereka perlu dihargai.
"Perhatian terhadap atlet berprestasi tidak hanya pemberian bonus, tetapi perlu juga dilakukan pendekatan humanistik," katanya di Mataram, Senin seusai mendampingi atlet pencak silat NTB, I Komang Wahyu Purbaya, peraih emas pada kejuaraan internasional Asian Martial Arts Games di Bangkok Juli 2009.
Ia mengatakan, selain diberikan bonus berupa uang dan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (PNS), para atlet berprestasi juga perlu mendapat perhatian, antara lain dengan memberikan sertifikat yang bisa dijadikan kenang-kenangan setelah mereka tidak menjadi atlet lagi.
"Kalau bonus berupa uang yang kita berikan kepada alet berprestasi akan cepat habis, tetapi kalau mereka diberikan sertifikat, maka ini akan memberikan kesan yang baik," katanya.
Kasdiono mengatakan, tahun 2009 NTB mendapat jatah sembilan atlet berprestasi menjadi PNS, namun hingga kini belum ada yang memanfaatkan, karena persyaratannya cukup tinggi, yakni peraih emas di PON, Perak di Sea Games atau perunggu di olimpiade.
"Karena itu kami akan mencoba melakukan pendekatan ke Menneg Pemuda dan Olah Raga agar persyaratan tersebut bisa diturunkan, sehingga atlet berprestasi yang belum mampu meraih emas di PON bisa mendapatkan penghargaan menjadi PNS dan ini akan memacu semangat mereka untuk meraih prestasi yang lebih tinggi," ujarnya.
Sehubungan dengan tingginya persyaratan tersebut, jatah bagi atlet berprestasi menjadi PNS pada tahun 2008 tidak semuanya terpenuhi.(*)