KRISIS EKONOMI BIKIN ORANG AMERIKA TAK MATERIALISTIK

id

Kondisi ekonomi yang mengerikan tampaknya telah membuat orang Amerika tak materialistis, dan satu jajak pendapat memperlihatkan kebanyakan orang lebih memilih barang dari pengecer rabat Wal-Mart ketimbang permata mewah di kotak biru ciri khas dagangan Tiffany.

Satu survei atas 41.175 orang dewasa oleh Zogby Interactive mendapati orang Amerika memilih untuk hidup dengan harta milik yang lebih sedikit, dan dua dari 10 orang memberikan lebih dari 10 persen barang mereka dan tidak menggantinya dalam suasana ekonomi baru.

Pelaksana jajak pendapat John Zogby mengatakan, responden survei tersebut, yang dilakukan pada 2-27 Juli, ditanyai apakah mereka akan memilih barang seharga 500 dolar AS dari Tiffany (TIF.N) di dalam kotak biru atau barang yang kelihatan sama dengan harga 250 dolar AS dari pengecer rabat Wal-Mart Stores Inc. (WMT.N).

Ia mengatakan, hanya 10 persen memilih barang Tiffany, sementara 78 persen memilih dagangan Wal-Mart. Yang lain tidak bisa mengambil keputusan.

"Orang bergerak ke arah gaya hidup yang lebih sederhana dan tak terlalu materialistis," kata Zogby dalam satu pernyataan.

"Saya menyebut mereka Secular Spiritualis, karena mereka mencari lebih banyak arti dalam hidup mereka, dan akan mencarinya melalui keluarga, teman, relawan dan kegiatan yang santai yang memenuhi keperluan mereka," kata Zogby, sebagaimana dilaporkan Reuters Life.

Jajak pendapat itu mendapati hampir sepertiga orang Amerika telah mengeluarkan makin banyak barang mereka dalam satu tahun belakangan dibandingkan yang telah mereka lakukan sebelumnya, sementara 20 persen menyatakan mereka telah mengeluarkan lebih sedikit. Sisanya tak bisa membuat kepastian.

Hanya lebih seperlima orang Amerika dewasa telah menyumbangkan lebih dari 10 persen barang mereka karena semua itu tak mereka perlukan lagi, dan sebanyak 20 persen lagi mengatakan mereka belum memberikan apa pun.

Hampir dua-pertiga --58 persen-- mengatakan mereka telah memberikan kurang dari 10 persen barang mereka.

Orang dengan penghasilan paling rendah adalah yang paling kurang mungkin untuk memberikan apa pun dan orang yang sering menghadiri kegiatan agama adalah yang paling mungkin untuk melepaskan harta mereka dibandingkan dengan yang lain.(*)