Mataram dibantu Rp11 miliar untuk penataan kawasan terdampak gempa

id KotaKu,Mataram,gempa

Mataram dibantu Rp11 miliar untuk penataan kawasan terdampak gempa

Koordinator Kota Tanpa Kumuh (KotaKu) Kota Mataram Hartati saat menunjukan sejumlah titik kawasan kumuh yang akan diintervensi tahun 2019, termasuk lingkungan terdampak masif gempa bumi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. (Foto:ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mendapatkan bantuan sebesar Rp11 miliar dari Bank Dunia untuk penataan lingkungan yang terdampak masif gempa bumi pada bulan Agustus 2018.

"Dari hasil pendataan terdapat lima lingkungan yang akan menjadi sasaran penataan program kawasan pascabencana," kata Koordinator Kota Tanpa Kumuh (KotaKu) Kota Mataram Hartati di Mataram, Selasa (14/5).

Lima lingkungan yang terindentifikasi terdampak masif gempa bumi Agustus 2018 adalah, Lingkungan Pengempel Indah dan Gontoran di Kelurahan Bertais, Lingkungan Tegal dan Jangkuk di Kelurahan Selagalas serta Lingkungan Kamasan di Kecamatan Selaparang.

Menurut dia, penataan kawasan terdampak gempa bumi itu dilakukan karena sejumlah infrastruktur di kawasan tersebut mengalami kerusakan. Infrastruktur yang rusak antara lain jalan, drainase, instalasi pengelolaan air limbah milik masyarakat, dan jamban.

"Infrastruktur yang rusak itu merupakan bagian dari tujuh aspek kumuh di Kota Mataram yang ditargetkan tuntas tahun ini," katanya.

Ia mengatakan, untuk melaksanakan proyek tersebut saat ini masih dalam tahapan penyempurnaan sejumlah revisi perencanaan, sementara untuk konsultasi teknis sudah dilakukan dengan berbagai pihak.

Berdasarkan perencanaan tersebut, lanjutnya, semua akses jalan kawasan yang terdampak gempa bumi akan menggunakan paving block, sementara saluran drainase akan dibangun dengan menggunakan "box culvert".

"Kami juga merencanakan untuk pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal, agar air limbah masyarakat tidak dibuang bebas ke saluran," katanya.

Sementara untuk penataan aspek penyediaan air bersih dan rumah kumuh sudah dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait melalui berbagai program bantuan pascagempa.

"Kami fokus mengintervensi penanganan aspek jalan dan sanitasi," katanya lagi.

Di sisi lain, khusus untuk penataan kawasan pascagempa di Lingkungan Pengempel Indah, pihaknya akan mengajak masyarakat agar mau menyumbangkan lahannya sehingga akses jalan lingkungan yang akan dibuat bisa lebih lebar.

Tujuannya agar ketika terjadi bencana gempa bumi, masyarakat bisa dengan mudah dan aman menuju titik kumpul.

Selain itu, lanjut Hartati, pihaknya juga telah mengusulkan pembebasan lahan sekitar 10 are di Lingkungan Pengempel Indah sebagai areal titik kumpul sekaligus bisa menjadi ruang terbuka publik (RTP).

"Kalau untuk lingkungan lainnya, masih relatif luas sehingga usulan untuk RTP hanya untuk Lingkungan Pengempel Indah. Semoga pemerintah kota bisa mengakomodasi usulan kami," katanya.