ACT-PWJ Jepang membangun pipanisasi air di Sembalun Lombok

id Sembalun,ACT NTB,Peace Wind Japan (PWJ), Jepang,pipanisasi air,sumur bor

ACT-PWJ Jepang membangun pipanisasi air di Sembalun Lombok

Tim ACT melakukan uji coba aliran air bersih yang bersumber dari sumur bor yang dibangun di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. (FOTO ANTARA/HO-ACT/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Organisasi nirlaba yang berpusat di Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT) bekerja sama dengan Peace Wind Japan (PWJ), Jepang, membangun sumur bor dan pipanisasi sepanjang 10 kilometer di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

"Setelah enam bulan pengerjaan, akhirnya membuahkan hasil. Tim berhasil mendapatkan sumber air stabil, bersih, dan tidak berbau di kedalaman 40 kilometer pada awal Juli lalu," kata Kepala Program ACT Cabang NTB, M Romi Saefudin, di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan air bersih dari sumur bor yang dialirkan melalui pipa sepanjang 10 kilometer tersebut sudah dinikmati masyarakat Desa Sajang, Desa Longken, dan Desa Taman Baru, di Kecamatan Sembalun.

Agar air bersih bisa dinikmati secara merata, pihaknya juga telah membangun bak penampungan di masing-masing desa.

"Tim telah membangun tiga bak (penampungan) utama dari lima bak yang dibutuhkan. Selanjutnya, akan ada uji coba di masing-masing bak desa," katanya.

Sebelumnya, kata dia, tim juga telah menguji debit air utama selama tiga jam. Debit air yang mengalir mencapai 10 liter per 7,3 detik.

Selama proses pembangunan, Romi mengaku, timnya menghadapi beberapa kendala, antara lain dinamika pembebasan lahan dan pengkondisian masyarakat.

"Salah satu yang membuat saya terharu adalah ketika perbedaan itu menjadikan kami satu. Bahkan ketika kami mengunjungi salah satu pemilik bak, dia sampai mengeluarkan isi kebun dan mempersilakan kami menggunakan lahan seberapa pun kebutuhan program. Padahal keyakinan kami berbeda," katanya.

Sembari menunggu program sumur bor dan pipanisasi maksimal, ACT terus memasok kebutuhan air bersih di tiga desa tersebut dengan armada "water tank".

Setiap hari, sekitar 6.000 liter air diberikan secara bergilir ke desa-desa yang mengalami kesusahan air bersih, demikian M Romi Saefudin.