Dinkes mengedukasi ibu hamil kurangi kasus balita kerdil

id stunting, mataram,dinkes

Dinkes mengedukasi ibu hamil kurangi kasus balita kerdil

Petugas kesehatan di Kabupaten Lombok Barat mengukur tinggi anak balita. (Foto ANTARA NTB/ist) (1)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, aktif memberikan pelatihan kepada para kader posyandu agar mampu memberikan edukasi gizi kepada ibu hamil dan ibu menyusui sebagai upaya mengurangi kasus balita kerdil di kota itu.

"Berdasarkan hasil survei nasional Tahun 2018, mencapai 37 persen atau meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2017 sebesar 27 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Jumat.

Menurutnya, penyebab balita dengan tubuh pendek ini dipicu banyak faktor, antara lain genetik, sosial ekonomi, lingkungan, dan kekurangan gizi sejak 10 hari kehidupan dalam kandungan sehingga terjadi tidak seimbangnya berat badan dengan tinggi badan.

Oleh karena itu, edukasi ibu hamil dan menyusui dimaksudkan agar selama masa kehamilan ibu aktif memeriksakan diri serta mengonsumsi makanan bergizi dan berimbang agar anak dalam kandungan mendapatkan asupan gizi yang baik dan cukup. Begitu juga dengan ibu menyusui.

"Apalagi untuk pelayanan ibu hamil di puskesmas sudah kami siapkan, termasuk makanan tambahan dan susu. Jadi ibu hamil tidak perlu beli susu karena telah disiapkan pemerintah," katanya.

Usman menargetkan, dengan upaya menggencarkan edukasi kepada ibu hamil, diharapkan angka kasus "stunting" ini setiap tahun dapat terus ditekan hingga pada angka nol.

"Target kami pastinya nol kasus stunting, karena kasus stunting dan kurang gizi bisa mengancam generasi mendatang," ujarnya.

Di sisi lain, saat ini Dinkes Mataram sedang melakukan pendataan terhadap kasus balita pendek dengan memanfaatkan kegiatan pekan penimbangan yang dilaksanakan sebanyak empat kali setahun yakni pada bulan Januari, Mei, Agustus dan November.

Selain itu, kegiatan posyandu juga dioptimalkan untuk melakukan pemantauan berat dan tinggi badan balita. Dengan demikian, apabila ada balita yang terindikasi mengarah ke status "stunting", petugas bisa melakukan penanganan secara maksimal.

"Data yang riil, bisa mempermudah kita melakukan langkah-langkah antisipasi dan penanganan terhadap kasus balita pendek," katanya.