Jumlah anak stunting di Jembrana Bali turun

id Bupati Jembrana ,Pemkab Jembrana ,Stunting di Jembrana ,Stunting pada anak ,Upaya atasi stunting di Jembrana

Jumlah anak stunting di Jembrana Bali turun

Bupati Jembrana I Nengah Tamba memberikan sambutan pada saat membuka Rembuk Stunting 2024 di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (30/4/2024). ANTARA/Gembong Ismadi

Negara, Bali (ANTARA) -
Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyebutkan jumlah anak yang menderita stunting di Kabupaten Jembrana, Bali terus turun, namun tidak membuat pemerintah daerah setempat puas.
 
"Program penurunan stunting terus kami kebut dengan berbagai kebijakan berikut anggarannya," kata  Nengah Tamba saat membuka rapat koordinasi/Rembuk Stunting 2024 di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa.
 
Dia mengatakan berdasarkan survei jumlah stunting di Jembrana terus turun dari 14,3 persen pada tahun 2021 menjadi 8,7 persen di tahun 2023.
 
Untuk terus menekan jumlah stunting, kata dia, kolaborasi berbagai pihak dilakukan lewat konvergensi program dari tingkat kabupaten sampai desa seperti program bapak/ibu asuh anak stunting. Selain bapak/ibu asuh anak stunting, menurut dia, setiap bulan di kecamatan juga dilaksanakan mini lokakarya sebagai forum berbagi terkait stunting.
 
"Angka prevalensi stunting di Jembrana memang terus turun, namun kami tetap waspada dan melakukan langkah-langkah strategis," katanya.
 
Untuk menekan jumlah stunting, Pemkab Jembrana juga berusaha mendorong anak-anak untuk gemar mengkonsumsi ikan karena daerah ini merupakan sentra perikanan tangkap.
 
"Dengan memberikan pemahaman kepada anak-anak kalau ikan mengandung gizi yang tinggi. Juga agar pandangan mereka bahwa ikan itu amis dan banyak tulang bisa dihilangkan," katanya.
 
Menurut dia, sebagai daerah yang memiliki sumberdaya laut dalam bentuk ikan, keberadaan salah satu sumber gizi ini mudah diperoleh di Jembrana baik yang masih segar maupun dalam bentuk olahan. Pada tahun 2024, dia mengungkapkan, Pemkab Jembrana menargetkan penurunan stunting menjadi 6,15 persen sesuai target Provinsi Bali.
 
"Agar target itu tercapai, masalah penurunan stunting tidak hanya menjadi tugas Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana saja, tetapi juga instansi lain terutama pemerintah desa dan kelurahan," katanya.
 
Kepada pemerintah desa/kelurahan Bupati meminta melakukan langkah-langkah inovatif agar warganya aktif dalam pencegahan stunting, salah satunya dengan datang ke Posyandu.
 
"Gunakan anggaran dana desa yang dialokasikan untuk percepatan penurunan stunting. Ajak secara masif warga untuk aktif datang ke Posyandu bagi yang memiliki anak balita," katanya.
 
Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting mengatakan rembug merupakan langkah penting untuk memastikan integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting antarperangkat daerah, penanggungjawab layanan sektor nonpemerintah dan masyarakat.
 
“Rembug ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyelaraskan program dan kegiatan lintas sektor, serta menyusun program dan rencana kegiatan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Jembrana," katanya.

Baca juga: Gerakan tablet tambah darah siswi SMP-SMA digelar di Lombok Tengah
Baca juga: Selama tiga bulan, PLN NTB selamatkan 160 anak dari ancaman stunting
 
Dia mengatakan ada 10 desa/kelurahan di Kabupaten Jembrana yang menjadi prioritas penurunan stunting yaitu Desa Tuwed, Dlodbrawah, Candikusuma, Tukadaya, Pangyangan, Nusasari, Ekasari, Manistutu, Mendoyo Dauh Tukad dan Kelurahan Tegal Cangkring.