UNICEF DUKUNG KESIAPSIAGAAN PANDEMI INFLUENZA DEMI ANAK-ANAK

id

     Mataram, 27/1 (ANTARA) - Lembaga PBB untuk urusan anak-anak (Unicef) sangat mendukung perumusan kesiapsiagaan pandemi influenza global di 10 kota yang mencakup 14 provinsi di Indonesia, demi keselamatan anak-anak di masa mendatang.

     Kepala Kantor Perwakilan Unicef wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB), Sinung Kristanto, mengemukakan hal itu dalam Lokakarya Nasional Simulasi Respon Pandemi Influenza, di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Selasa.

     "Unicef mendorong proses perumusan rencana kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza global karena anak-anak akan mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan yang lebih terlindungi," ujarnya di hadapan 55 peserta lokakarya nasional dari tiga provinsi yakni, Bali, NTB dan NTT.

     Ia mengatakan, anak-anak akan menjadi kelompok masyarakat yang paling rentan pada saat terjadi pandemi influenza.

     Sejatinya, jaminan keselamatan dan perlindungan kesehatan bagi anak-anak disaat pandemi influenza yang dikhawatirkan para ahli bakal terjadi itu, bersumber dari orang dewasa.

     "Karena itu, sejak dini orang dewasa berkewajiban merumuskan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan kesehatan yang lebih terlindungi bagi anak-anak," ujarnya.

     Sinung berharap, lokakarya nasional sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan itu dapat melahirkan program bersama menghadapi pandemi flu burung dan jenis influenza lainnya di masa mendatang.

     Unicef Indonesia banyak berperan dalam pelaksanaan lokakarya nasional pandemi influenza di Senggigi NTB itu, yang akan disusul pada sembilan kota lainnya yang mencaku 11 provinsi di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua.

     Unicef pun sepandapat dengan Komisi Nasional (Komnas) Flu Burung dan Pendemi Influenza (FBPI) yang merujuk kepada pendapat para ahli dunia yang mengkhawatirkan virus H5N1 yang mengakibatkan flu burung dapat bermutasi menjadi bentuk yang akan dengan mudah menular antarmanusia.

     Para ahli juga berpendapat bahwa pandemi dapat disebabkan oleh bermutasinya virus tipe lain, sehingga diperkirakan apabila terjadi pandemi maka jutaan orang di seluruh dunia dapat terjangkit penyakit mematikan serta menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai triliunan dolar AS itu.

     Khusus di Indonesia, diperkirakan pandemi influenza itu akan mengakibatkan sedikitnya 153 ribu orang meninggal dunia, sedikitnya 50 ribu orang lainnya atau sekitar 1.500 orang setiap provinsi membutuhkan ventilator agar luput dari serangan pandemi influennza itu.

     Karena itu, Unicef dan Canadian International Development Agency (Badan Bantuan Pemerintah Kanada untuk Pembangunan Internasional) terus mendukung Komnas FBPI dan pemerintah daerah dalam merumuskan rencana kesiapsiagaan pandemi influenza. (*)