Mataram tidak menggunakan aplikator abal-abal

id gempa,mataram,aplikator

Mataram tidak menggunakan aplikator abal-abal

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram Akhmad Muzaki. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), menegaskan tidak akan menggunakan aplikator abal-abal dan "nakal" dalam proses pembangunan huninan tetap ribuan korban gempa bumi 2018.

"Kami sudah memiliki catatan dari kabupaten/kota lain terdampak, yang aplikatornya melarikan diri sehingga proses pembangunan huninan tetap (huntap) tertunda," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Kamis.

Baca juga: Warga Kota Mataram merasakan guncangan gempa bumi

Pernyataan itu dikemukakannya menyikapi permintaan Kapolda NTB yang meminta agar pemerintah daerah segera melaporkan apabila ada aplikator yang kabur.

Menurut Muzaki, jumlah aplikator yang terindikasi "nakal" di kabupaten/kota lain yang terdampak sebanyak 15 orang.

Karenanya, pihaknya sangat berhati-hati dan selektif menerima tawaran aplikator dan menghindari menerima aplikator yang sudah memiliki catatan hitam.

Baca juga: Rentetan gempa bumi di Jatim dirasakan sampai NTB

"Dari 15 orang aplikator yang masuk daftar hitam itu, ada sekitar 2 hingga 3 orang yang mau masuk ke Mataram, namun kita tidak dapat mengakomodasi karena kita sudah punya aplikator yang kompeten," jelasnya.

Menyinggung tentang progres pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah rusak berat, sedang dan ringan, Muzaki mengatakan akibat keterlambatan pendistribusian semen progres rehabilitasi sempat tertunda.

Namun hal itu tidak berdampak signifikan, karena keterlambatan semen terjadi karena mesin yang rusak dan itu hanya pada jenis semen Tiga Roda, sementara semen merek lainnya masih tersedia.

Baca juga: BPBD Mataram menjemput izin penggunaan kelebihan dana bantuan gempa

Selain itu, akibat keterlambatan tersebut harga semen meningkat dari Rp60 ribu menjadi Rp70 ribu per zak. Sementara, alokasi anggaran harga per zak semen pada RAB yang ditetapkan sebesar Rp60 ribu.

"Kenaikan itu, kita siasati dengan mengatur jumlah semen yang dibeli. Kalau sebelumnya sasaran mendapatkan 10 zak, dengan kenaikan berkurang menjadi 8 hingga 9 zak. Alhamdulillah, pola itu diterima oleh para korban gempa," ujarnya.