Mataram, 18/2 (ANTARA) - Pengurus cabang Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberi pembekalan terutama kesiapan mental untuk siswa yang akan mengikuti ujian nasional (UN).
Ketua IBKS Kota Mataram Faizun yang juga guru Bimbingan dan Konseling SMAN 5 Mataram, Kamis, mengatakan acara yang akan diikuti para guru dan siswa tersebut akan dilaksanakan di graha bhakti kantor Gubernur NTB pada 6-7 Maret 2010.
"Kami dari IBKS Kota Mataram memberikan bimbingan bagi siswa yang akan mengikuti ujian nasional melalui acara bertajuk motivasi refleksi psikologis meraih sukses ujian nasional 2010 dengan menampilkan narasumber motivator/trainer dari Universitas Negeri Yogyakarta Dr Soewardjo," katanya.
Ia mengatakan di Kota Mataram persiapan untuk menghadapi ujian nasional sudah lama dilakukan oleh setiap sekolah dengan berbagai judul kegiatan atau program dengan biaya yang cukup besar.
Menurut dia ada suatu hal yang belum terprogram dalam kegiatan itu dengan baik, yaitu bagaimana mengendalikan perasaan cemas (anxiety) di kalangan pelajar bahkan guru yang tengah mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional tersebut.
Faizun yang juga Koodinator Guru Bimbingan dan Konseling Kota Mataram mengatakan faktor kecemasan yang dirasakan oleh guru dan pelajar berupa perasaan takut tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan yang setiap tahun terus meningkat.
Ia mengatakan perasaan takut atau khawatir yang dialami para guru dan siswa merupakan sifat bawaan yang disebabkan oleh suatu keadaan atau lingkungan.
"Dari beberapa hasil penelitian ditemukan bahwa siswa yang mempunyai tingkat kecemasan yang rendah prestasinya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tingkat kecemasannya lebih tinggi, artinya siswa bisa saja gagal menyelesaikan soal-soal dalam ujian nasional akibat tingginya kecemasan yang dialaminya," katanya.
Karena itu, kata Faizun, dalam upaya mengantisipasi berbagai kemungkinan tersebut IBKS Kota Mataram berinisiatif melakukan kegiatan positif untuk membangkitkan motivasi siswa mencapai potensi sejatinya melalui refleksi psikologis. (*)