Pemkot Mataram menggelar rakor kesiapsiagaan menghadapi musim hujan

id bencana,hujan,mataram

Pemkot Mataram menggelar rakor kesiapsiagaan menghadapi musim hujan

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskaan saat meminpin rakor tim terpadu kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. (Foto: ANTARA /HO-Humas)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar kegiatan rapat koordinasi (Rakor) kesiapsiagaan menghadapi musim hujan sekaligus antisipasi titik-titik rawan banjir.

Kegiatan rakor yang diinisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram tersebut dipimpin langsung Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Lalu Martawang dan dihadiri sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) setempat, di Mataram, Rabu.

Wakil wali kota mengatakan, berdasarkan laporan dari BPBD, perkiraan awal musim hujan di Kota Mataram sekitar Bulan November di minggu pertama atau minggu kedua, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada Bulan Januari atau Februari 2020.



"Karenanya, beberapa daerah yang rawan banjir seperti daerah-daerah yang berada di pesisir dan sungai serta beberapa titik rawan genangan air perlu segera diantisipasi," katanya.

Terutama, lanjutnya, pada beberapa tempat di Kota Mataram yang selalu menjadi langganan banjir, misalnya di Daerah Gedur dan Karang Buaya, yang dipicu karena sedimennya yang cukup tinggi.

"Karena itu perlu diantisipasi juga karena itu pasti akan meluap airnya," katanya.

Di sisi lain, Mohan mengingatkan, camat dan lurah yang daerahnya berdekatan dengan sungai untuk segera mengingatkan warganya agar bisa mengantisipasi lebih awal.

"Selain tu, perlu ada pembentukan posko-posko sehingga bisa langsung menyiapkan skenario apa yang harus dilaksanakan untuk mencegah adanya bencana," katanya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya banjir di kawasan Karang Buaya telah dilakukan normalisasi saluran secara manual dan menggunakan alat berat.

"Kami sudah beberapa kali melakukan normalisasi di kawasan tersebut, tetapi kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah disaluran mempercepat terjadinya sedimentasi," katanya.

Selain di Karang Buaya, kegiatan normalisasi juga dilakukan di kawasan Kekalik, Sekarbela, Tanah Haji serta titik-titik potensi genangan lainnya.

"Untuk berikutnya, kami akan melakukan normalisasi di Kali Gedur sesuai arahan wakil wali kota," ujarnya.