NTB DATA PEREMPUAN KEPALA KELUARGA SECARA BERTAHAP

id

     Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendata perempuan kepala keluarga atau "Pekka" secara bertahap di 119 kecamatan sasaran karena keterbatasan anggaran.

     "Pendataan Pekka disesuaikan dengan dukungan anggaran, kalau tahun 2009 mencakup empat kecamatan sasaran maka tahun 2010 mencakup 14 kecamatan, selebihnya di tahun berikutnya," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan (PP) dan Keluarga Berencana (KB) Provinsi NTB Hj. Ratningdiyah, di Mataram, Jumat.

     Pekka didefinisikan sebagai perempuan yang memang sudah menjadi kepala keluarga karena berstatus janda karena suaminya meninggal, ditinggal kerja suami menjadi TKI atau tidak diberi nafkah lahir batin.

     Selain itu, perempuan yang belum menikah tetapi harus membiayai kehidupan saudara-saudaranya karena kedua orangtuanya sudah meninggal, juga dianggap sebagai Pekka.

     Ratningdiyah mengatakan kegiatan pendataan Pekka di tahun 2010 akan didukung dana APBD NTB sebesar Rp220 juta sesuai nilai yang diajukan.

     Pendataan Pekka di berbagai kecamatan itu dipandang penting karena hasil pendataan itu akan memudahkan pelaksanaan program peningkatan kualitas hidup perempuan.

     Ia mengatakan pendataan Pekka yang baru dimulai pada tahun 2009 itu mencakup empat kecamatan yakni Kecamatan Lingsar, Kecamatan Labuapi dan Kecamatan Gerung yang berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, serta Kecamatan Jonggat di Kabupaten Lombok Tengah.

     "Dari empat kecamatan itu terdata Pekka sebanyak 3.500 orang atau setiap kecamatan hampir mencapai seribu orang," ujarnya.

     Menurut dia dari empat kecamatan di NTB yang sudah dilakukan pendataan Pekka, ternyata 56 persen Pekka buta aksara dan sebagian tidak tamat SD.

     "Rata-rata usia Pekka di empat kecamatan itu yakni 15-20 tahun namun sudah memiliki anak 2-5 orang," katanya.

     Ia mengatakan umumnya mereka tidak memiliki pekerjaan tetap namun terpaksa bekerja serabutan karena suami mereka malas bekerja, sebagian suami bekerja sebagai TKI tetapi bertahun-tahun tidak kembali.

     Ratningdiyah juga mengungkapkan pihaknya tengah membentuk "Forum Multi Stakeholder" bagi kelompok Pekka yang sudah terdata sebagai upaya pengentasan kemiskinan dan perlindungan perempuan yang menjalani kehidupan dengan beban ganda.(*)