PENGUSAHA NTB BELUM MANFAATKAN LAYANAN PETI KEMAS

id

Mataram, (ANTARA) - Pengusaha di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini belum memanfaatkan layanan angkutan peti kemas, ini terbukti seluruh peti kemas yang digunakan untuk mengangkut barang dikembalikan dalam keadaan kosong dari Pelabuhan Lembar (Lombok).

General Manager PT (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Lembar Risun Riswanto di Lembar (15/3), mengatakan sejak dibukanya layanan peti kemas mulai Desember 2009, yang telah dibongkar tercatat 849 kontainer, dan dikembalikan sebanyak 759 kontainer dalam keadaan kosong.

Ia mengatakan dari ratusan peti kemas tersebut hanya satu yang dimanfaatkan untuk mengirim gerabah ke Surabaya, selebihnya dikembalikan dalam keadaan kosong, karena itu diimbau seluruh pengusaha di daerah ini memanfaatkan layanan angkutan peti kemas tersebut.

"Saya sudah mengkoordinasikan layanan peti kemas tersebut denga Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, namun hingga kini belum ada tindak lanjut, padahal selama ini pengusaha banyak yang mengeluh sehubungan dengan belum adanya layanan peti kemas tersebut," katanya.

Menurut Risun layanan angkutan peti kemas yang dilaksanakan itu berkat kerja sama PT Pelindo III Cabang Lembar dan PT Mentari Sejati Perkasa yang mendapat dukungan penuh dari Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi khususnya dalam penggunaan akses jalan.

Ia mengatakan belum adanya pengusaha yang memanfaatkan layanan peti kemas tersebut kemungkinan karena kurangnya sosialisasi oleh Pemprov NTB, dalam hal ini Dinas Pehubungan Komunikasi dan Informatika serta Dinas Perindustrian, sehingga para pengusaha belum mendapat informasi mengenai layanan tersebut.

"Sebenarnya potensi barang yang dapat dikirim menggunakan peti kemas dari NTB cukup banyak, namun belum banyak pengusaha yang mengetahui adanya layanan angkutan petani kemas," katanya.
Ia mengatakan dari 849 peti kemas yang telah dibongkar di Pelabuhan Lembar paling banyak berisi barang kebutuhan pokok dan barang kelontong, seperti mi instan, sabun dan bahan bangunan, ada satu kontainer berisi kayu kelapa dari Gorontalo.

Seharusnya, kata Risun, kontainer yang digunakan untuk mengirim barang ke NTB melalui Pelabuhan Lembar itu dimanfaatkan untuk mengirim barang dari daerah ini sehingga tidak kembali dalam keadaan kosong.

Ia mengatakan penggunaan peti kemas tersebut sebenarnya lebih menguntungkan pengusaha dibandingkan kalau menggunakan truk, karena dalam satu kontainer isinya 1,5 kali muatan truk, sehingga biaya angkutan barang bisa lebih murah.(*)