Parpol wajib meneliti memilih calon bupati/wabup Sumbawa

id NTB,Pilkada Sumbawa 2020,Parpol,Pilkada Serentak 2020,MY Institute

Parpol wajib meneliti memilih calon bupati/wabup Sumbawa

Peneliti MY Institute, Yadi Satriadi. (ANTARA/Nur Imansyah/dok).

Mataram (ANTARA) - Lembaga survei dan sosial politik, MY Institute mengingatkan partai politik untuk lebih teliti memilih bakal calon bupati dan wakil bupati Sumbawa di Pilkada 2020.

Peneliti MY Institute, Yadi Satriadi dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Kamis, menilai Pilkada tahun 2020 di Kabupaten Sumbawa saat ini semakin dinamis. Sebab, ketika nama Husni Djibril dikabarkan tidak lagi akan maju sebagai calon Bupati Sumbawa, membuat peta politik semakin mengacak.

"Berdasarkan beberapa survei, bupati petahana Husni Jibril menjadi yang paling dominan pada kontestasi mendatang. Meskipun kini para pesaingnya semakin menampakkan diri. Namun, pekerjaan rumah bagi partai politik untuk memilih siapa yang akan diusungnya belumlah lah usai," katanya.

Menurutnya, dari berbagai latar belakang para bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, MY Institute tertarik untuk mensurvei tentang kombinasi jenis kelamin bakal calon yang nantinya akan bertarung di Pilkada 2020. Kemudian, penilaian masyarakat tentang asal daerah bakal calon dan penilaian berdasarkan usia bakal calon kepala daerah.

Yadi Satriadi menjelaskan bahwa dia dan timnya melakukan survei sejak tanggal 3-13 Januari 2020 bertajuk "Kriteria Bakal Calon Kepala Daerah Idaman Masyarakat dalam Kontestasi Pilkada tahun 2020".

Survei yang mereka lakukan menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan Margin of Error 2.6%, Tingkat Kepercayaan 95% sehingga mendapatkan 1200 responden yang tersebar di seluruh tingkatan kecamatan hingga desa/kelurahan.

Dalam penelitian MY Institute, kecenderungan masyarakat Sumbawa menginginkan bupati dan wakil bupati berjenis kelamin laki-laki berpasangan dengan laki-laki. Kecenderungan ini berbanding lurus dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya di Sumbawa.

Angka pilihan tersebut cukup tinggi, yaitu mencapai 53,4%. Dilanjutkan dengan pasangan bupati dan wakil bupati dari jenis kelamin laki-laki berpasangan dengan perempuan yaitu sejumlah 43%.

"Selisih antara kedua pilihan tersebut terhitung cukup jauh, yaitu mencapai 10%," ujar Yadi.

Sedangkan di urutan ketiga, sebanyak 2.5% masyarakat menilai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati berjenis kelamin perempuan dengan laki-laki. Di posisi terakhir, hanya 1.1% yang menginginkan pemimpinnya berpasangan antara perempuan dengan perempuan.

"Urutan ketiga dan keempat tersebut cukuplah jauh dibandingkan urutan teratas, sehingga partai perlu memperhitungkan ketika ingin mengajukan pasangan-pasangan dengan kombinasi jenis kelamin tersebut," terangnya.

Selain jenis kelamin, salah satu yang disorot dalam survei MY Institute adalah asal daerah bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa yang nantinya akan bertarung di Pilkada 2020. Penilaian masyarakat terkait asal daerah bakal calon Bupati dan Wakil Bupati perlu dinilai karena isu kedaerahan dapat dimainkan oleh pesaingnya ketika nanti masuk dalam gelanggang kontestasi.

Dari hasil survei MY Institute, Yadi menyampaikan bahwa 78.2% masyarakat menginginkan pemimpinnya asli Sumbawa. Angka yang cukup tinggi untuk sebuah penolakan bakal calon yang bukan asli Sumbawa. Belum lagi 69.9% masyarakat menginginkan wakilnya harus asli Sumbawa.

"Perlu ada kajian-kajian mendalam secara sosiologis untuk mengungkapkan ini," jelas Yadi.

Selain dua latar belakang tersebut lanjutnya, MY Institute juga melihat penilaian masyarakat berdasarkan usia. Disadari atau tidak, munculnya beberapa kepala daerah berumur di bawah 45 tahun di beberapa tempat di Indonesia menjadi penilaian khusus masyarakat Sumbawa terkait calon pemimpin daerahnya kelak.

Menariknya, penilaian tersebut berbanding lurus dengan hasil survei. Di dapatkan 54.6% masyarakat menginginkan bahwa yang terpilih menjadi Bupati Sumbawa nanti rentang usianya 30-45 tahun, sedangkan 43.9% masyarakat menginginkan Bupati Sumbawa berusia 46-60 tahun, dan terakhir hanya 1.5% masyarakat menginginkan Bupati Sumbawa berusia 60 tahun ke atas.

"Pilihan ini sama halnya ketika dikaitkan dengan keinginan masyarakat terhadap rentang usia Wakil Bupati. Terdapat 56% masyarakat menginginkan wakil bupatinya juga masih enerjik dan bersemangat, yaitu di rentang usia 30-45 tahun, sedangkan 42.2% masyarakat Sumbawa menginginkan wakil bupatinya berusia 46-60 tahun dan yang terakhir hanya 1,8% masyarakat yang menginginkan nantinya mereka dipimpin oleh wakil bupati berusia 60 tahun ke atas," ungkap Yadi.

Lebih jauh dikatakannya, berdasarkan pemaparan tersebut, beberapa pertanyaan kemudian muncul terkait seberapa efektif kah ketiga aspek latar belakang tersebut dapat mempengaruhi keterpilihan kepala daerah di Kabupaten Sumbawa.

Saat ini MY Institute tengah melakukan kajian mendalam terkait peluang kemenangan kandidat kepala daerah berdasarkan tiga aspek kajian latar belakang tersebut. Aspek-aspek tersebut memiliki peranan yang siginifikan terhadap keterpilihan calon kepala daerah.

"Kini, pilihannya berada di tangan partai politik. Partai politik melihat berbagai kriteria tersebut atau melihat kriteria lainnya," katanya.