Gubernur NTB Instruksikan SKPD turun Atasi Kekeringan

id Gubernur NTB

Gubernur NTB Instruksikan SKPD turun Atasi Kekeringan

Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi (Ist)

Saya sudah instruksikan khusus kepada Dinas Pertanian, BPBD, Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil supaya turun ke lapangan memberikan bantuan dan aksi nyata terhadap masyarakat yang dilanda kekeringan
Mataram,  (Antara) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi menginstruksikan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah provinsi untuk mengintensifkan upaya penanganan kekeringan yang kini melanda sebagian besar wilayah itu.

"Saya sudah instruksikan khusus kepada Dinas Pertanian, BPBD, Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil supaya turun ke lapangan memberikan bantuan dan aksi nyata terhadap masyarakat yang dilanda kekeringan," kata Zainul Majdi di Mataram, Selasa.

Menurut gubernur, upaya intesif itu tidak hanya sebatas kepada masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih, tetapi para petani yang sawahnya puso akibat kekeringan harus mendapat prioritas bantuan sosial, terutama kepada para petani yang areal sawahnya rusak.

"Jadi, saya meminta semua dilibatkan, dan pemerintah daerah berharap kekeringan ini dinaikkan menjadi bencana. Kalau ancaman kekeringan ini dinaikkan menjadi bencana maka akan lebih baik karena upaya yang dilakukan bisa lebih sistematis," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura NTB Husni Fahri mencatat 216 hektare lebih tanaman padi dan jagung di daerah itu mengalami puso akibat kekeringan.

"Lahan padi dan jagung yang terkena puso itu ada di empat kabupaten, meliputi Sumbawa 72 hektare, Sumbawa Barat 44 hektare, Lombok Barat 26 hektare, dan Dompu 10 hektare," ucapnya.

Sedangkan untuk tanaman jagung hanya terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat dengan luas areal mencapai 20 hektare.

"Jadi, untuk padi yang rusak berat atau puso 196 hektare, rusak ringan 152 hektare. Sedangkan jagung tercatat 20 hektare puso, ringan 17 hektare, dan sedang tiga hektare," kata Husni Fahri.

Rusaknya tanaman padi dan jagung tersebut karena lahan-lahan pertanian di empat kabupaten itu mengalami kesulitan pasokan air akibat aliran irigasi kering.

Meski demikian, kata Husni, pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah penanggulangan, dibantu Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB dengan cara mengoptimalkan pengoperasian sejumlah pompa air dan embung yang ada.

"Jadi, setelah dilakukan penangangan terhadap tanaman padi, kami mampu menyelamatkan 148 hektare dari total 216 hektare lahan yang mengalami puso akibat kekeringan," ujarnya.

Ia mengatakan, bagi para petani yang lahan sawahnya mengalami puso akibat kekeringan, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan bantuan berupa bibit padi.