Pasien meninggal PDP di Mataram memiliki riwayat pejalanan dari Jakarta

id Mataram,Corona,Covid

Pasien meninggal PDP di Mataram memiliki riwayat pejalanan dari Jakarta

Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah (kiri), memberikan keterangan persnya usai menggelar diskusi keamanan Pemilu 2019 di Mapolda NTB, Kamis (11/4). (Foto Antara/ Dhimas BP)

Mataram (ANTARA) - Pasien PDP asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat sebelum dirawat dan meninggal dunia di RSUD Kota Mataram memiliki riwayat perjalanan baru balik dari Jakarta. 

"Almarhum punya riwayat perjalanan baru balik dari Jakarta," kata Komandan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID- 19 Provinsi NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah di Mataram, Jumat.

Baca juga: Pasien PDP COVID-19 Kota Mataram meninggal dunia

Wakil Gubernur NTB ini menjelaskan, almarhum pada tanggal 10 - 16 Maret ada di Jakarta. Sekembali dari Jakarta, pasien  datang ke RSUD Kota Mataram langsung dalam kondisi masih bisa jalan sendiri dengan keluhan seperti pasien COVID-19 pada umumnya.

"Setelah tiga hari, almarhum masuk RSUD tanggal (24/3) siang, Swab tanggal (26/3) dan meninggal tanggal (27/3) siang dalam usia 55 tahun," ungkapnya.

Menurut Wagub, meski keluhan seperti pasien COVID-19 dan berstatus pasien Dalam Pemantauan (PDP), namun almarhum belum dinyatakan positif COVID-19.

"Hasil swab nya blom keluar, jadi kita belum tahu apakah yang bersangkutan positif atau negatif," tegas Wagub NTB.

Ia menambahkan, dilakukan penanganan sesuai standart lebih pada kewaspadaan untuk melindungi masyarakat yang lebih banyak, ini penting dari pada berspekulasi bahwa yang bersangkutan negatif.

Tes swab merupakan tes yang dilakukan dengan pengambilan jaringan sel pada hidung atau tenggorokan. Dari hasil tes swab inilah keberadaan virus corona dalam tubuh dapat diketahui.

"Diagnosis corona didapat melalui swab atau sampel dahak yang dikirim ke laboratorium," jelas Ummi Rohmi sapaan akrabnya.

Wagub menambahkan, almarhum adalah PDP diisolasi di RSUD Kota Mataram. Pada Jumat sore meninggal dunia. 

"Hasil swab belum keluar, karena statusnya PDP maka SOP tetap kita jalankan untuk pemakamannya," ucapnya

Pemerintah Provinsi NTB, melalui Gugus Tugas Provinsi mengimbau agar semua masyarakat tenang, dan percayakan kepada tenaga medis.

"Kalau hasil swabnya sudah keluar maka pasti akan dibuka secara luas kepada masyarakat. Saat ini yang paling penting adalah agar masyarakat memperhatikan himbauan yang sudah dikeluarkan pemerintah untuk lebih banyak di rumah, jaga jarak dalam berhubungan (physical distancing) dan tingkatkan pola hidup bersih. Masyarakat juga agar saling mengingatkan satu sama lain," katanya.