Mataram, 3/7 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menjadi tuan rumah Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-39 Ikatan Ahli Geologi Indonesia yang dijadwalkan 24-25 November 2010.
Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) di Nusa Tenggara Barat (NTB) Heryadi Rahmat, di Mataram, Sabtu, mengatakan, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-39 IAGI itu akan dipusatkan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
"Diharapkan pertemuan yang berskala nasional itu juga berdampak positif terhadap kemajuan sektor pariwisata di wilayah NTB, selain kemajuan di bidang geologi," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB itu mengatakan, penentuan tuan rumah penyelenggaraan PIT ke-39 IAGI itu merupakan rekomendasi PIT ke-38 IAGI di Semarang, 12-14 Oktober 2009.
Saat itu banyak daerah yang berkeinginan menjadi tuan rumah PIT IAGI namun NTB yang mendapat kesempatan untuk tahun 2010 dan Makasar Sulawesi Selatan pada tahun 2011.
"Apalagi, PIT ke-39 IAGI pada Oktober 2010 itu bertepatan dengan usai IAGI yang genap 50 tahun atau ulang tahun Emas," ujarnya.
Heryadi mengatakan, agenda PIT IAGI ke-39 itu relatif sama dengan kegiatan tahun sebelumnya meliputi pemberian penghargaan kepada ahli geologi yang peduli geowisata, diskusi panel, presentasi teknis baik presentasi oral (dalam ruang secara paralel) maupun presentasi poster (dipasang di 'booth poster' di samping 'ballroom').
Acara lainnya yakni rapat organisasi IAGI guna membahas dua hal pokok yakni mendengar laporan dari Pengurus Daerah (Pengda) IAGI tentang pelaksanaan kegiatan selama tahun 2010 beserta masalah yang dihadapinya, dan rencana pelaksanaan PIT pada tahun 2011.
"Para pakar geologi dan geowisata akan hadir dalam pertemuan itu, sehingga pertemuan tersebut akan sangat bermanfaat bagi kemajuan bidang geologi dan pariwisata di Indonesia, terutama di wilayah NTB," ujarnya.
Heryadi menambahkan, guna menambah semarak PIT IAGI ke-39 di Pulau Lombok itu, penitia berencana menghadirkan ahli geologi Prof. DR Emil Salim (mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup) dan Wilmar Witoelar (mantan juru bicara Presiden).(*)