Mataram (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengarahkan ratusan pengendara, baik roda dua maupun roda empat, yang hendak masuk ke kota itu berputar balik karena terbukti tidak menaati protokol COVID-19, salah satunya penggunaan masker.
"Jumlah kendaraan yang diminta putar balik karena pengendaranya tidak menggunakan masker dan helm sekitar 150 orang per satu titik posko 'check point' dari total 13 titik," kata Kepala Bidang Keselamatan dan pengendalian Lalulintas Dinas Perhubungan Kota Mataram Zulkarwin di Mataram, Senin.
Untuk data pastinya, kata Zulkarwin yang ditemui di sela melaksanakan "check point" di posko depan bekas Bandara Selaparang Rembiga mengatakan, masih dilakukan rekapitulasi tapi kisarannya satu titik ada sekitar 150 pengendara diminta putar balik.
"Masyarakat yang terbukti tidak menggunakan masker dan helm tidak kami izinkan masuk wilayah kota. Mereka kami minta putar balik," katanya.
Kendati demikian, ujar Zulkarwain, pihaknya juga memberikan apresiasi kepada para pengendara lain, karena jumlah masyarakat yang menggunakan masker juga cukup signifikan.
"Semoga hal itu menjadi salah satu indikator kesadaran masyarakat dalam menaati edaran pemerintah terhadap penerapan protokol COVID-19, salah satunya menggunakan masker saat keluar rumah," katanya.
Dikatakan, kegiatan pemeriksaan di posko "check point" tersebut sebagai salah satu upaya mengendalikan mobilitas masyarakat sekaligus melaksanakan skema rekayasa lalu lintas dan mengalihan arus.
"Untuk titik pemeriksaan dilakukan di jalur masuk kota, namun kami tidak menutup jalur masuk," katanya.
Kegiatan hari ini, ujarnya, merupakan kegiatan terakhir sesuai jadwal kegiatan Idul Fitri 1441 Hijriah, karena kegiatan ini dijadwalkan tiga hari, yakni H-1, hari H dan H+1 Idul Fitri 1441 Hijriah dan akan dilasanakan lagi saat perayaan Lebaran Topat pada Minggu (31/5-2020).
"Kami berharap, temuan masyarakat yang tidak menerapkan protokol COVID-19, saat Lebaran Topat bisa lebih rendah," ujarnya.
Sementara salah seorang ibu rumah tangga dari Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Dian yang diminta putar balik karena tidak menggunakan helm, sempat diproses lama oleh petugas karena besikeras tidak mau putar balik dengan alasan anaknya sudah menunggu.
"Saya sudah ditunggu sama anak saya, kalau saya berputar bensin saya tidak cukup dan saya tidak bawa uang," katanya kepada petugas.