Sumbawa Barat (ANTARA) - Ketua yayasan konservasi Tatar Sepang, Sekongkang, Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat, Husain Bafadal, Jum'at, mengatakan Tatar Sepang tercatat sebagai kawasan konservasi Penyu terbesar se Asia tenggara.
"Itu berdasarkan hasil penelitian lembaga perlindungan keanekaragaman hayati dunia (WWF) yang berbasis di Australia, yang baru-baru ini melakukan aktivitas risetnya di Sekongkang," katanya, di Sumbawa Barat, (3/9).
Yayasannya mencatat di kawasan konservasi laut dan pantai Tatar Sepang tidak kurang memproduksi sedikitnya 4.600 anak penyu (Tukik) setiap bulannya. Dan setiap bulan pula, yayasan itu melepas 500 sampai 1000 tukik di seluruh perairan Sumbawa Barat.
"Kita sudah banyak lakukan aksi penangkaran penyu berkerja sama dengan pemerintah dan Newmont," ujarnya.
Hingga akhir Agustus lalu, jumlah tukik yang masih ditangkar di kawasan konservasi tersebut berjumlah 800. Tukik-tukik itu terdiri atas 6 species berbeda. Beberapa di antaranya adalah penyu yang dilindungi dan termasuk langka, penyu hijau dan Penyu pipih.
Yayasan Tatar Sepang sendiri, menurut Husain, adalah satu-satunya yayasan yang diakui dan kini menjadi mitra resmi Newmont dan pemerintah guna melakukan program pemeliharaan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati.
Menurut Husain, yayasannya pernah bekerja sama dengan Licardo Barlo, seorang peneliti WWF Australia yang ketika itu tengah melakukan riset di Sekongkang, terutama di wilayah konservasi Tatar Sepang.
Ketika itu, menurut Licardo, WWF mencatat dari riset yang dilakukan mulai di Kepulauan Hindia sampai Malaysia, wilayah Tatar Sepang adalah kawasan yang paling banyak memproduksi penyu di Asia Tenggara. "Ini tentu saja membanggakan, kita punya warisan keankeragaman hayati terbaik dunia," katanya.
WWF dilaporkan ternyata memiliki jaringan lebih dari 40 Negara termasuk di Asia dan Eropa. Di Indonesia, menurut situs wwf. or.id, WWf Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan memiliki jaringan kantor perwakilan di seluruh Indonesia.(*)