Mataram (ANTARA) - Kelurahan Monjok Timur, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan "rumah isolasi mandiri COVID-19", sebagai tempat alternatif warganya untuk melakukan isolasi mandiri COVID-19, jika mereka tidak ingin mengikuti isolasi terpusat.
"Rumah isolasi mandiri ini, kita siapkan apabila ada warga kami yang tidak mau isolasi terpusat baik di rumah sakit maupun di Wisma Nusantara, karena berbagai alasan," kata Lurah Monjok Timur Muhamad Nur, S.Sos di Mataram, Rabu.
Rumah isolasi mandiri COVID-19 tersebut, disiapkan seiring dengan telah dicanangkannya program penanganan COVID-19 berbasis lingkungan (PCBL) sekitar awal Mei 2020.
Rumah isolasi mandiri COVID-19 yang berada di komplek BTN Gria Pesona tersebut merupakan milik salah satu warga setempat yang sudah pindah, dan memberikan izin untuk sementara dijadikan rumah isolasi mandiri.
"Rumah tersebut memiliki luas sekitar 3-4 are, dengan fasilitas lengkap seperti, tempat tidur, dapur, toilet, AC serta perabotan rumah tangga lainnya. Kami juga menyiapkan fasilitas alat pelindung diri (APD) sesuai standar kesehatan COVID-19," katanya.
Bahkan saat ini rumah isolasi mandiri COVID-19, dilengkapi juga dengan satu unit mobil ambulans yang dapat dimanfaatkan oleh warga setempat untuk berbagai kepentingan kedaruratan.
Mobil ambulans tersebut merupakan sumbangan dari warga di Kelurahan Monjok Timur untuk membantu dan mendukung percepatan penanganan kedaruratan terutama dalam penanganan pasien COVID-19 yang membutuhkan bantuan.
"Rumah isolasi mandiri COVID-19 ini, dibawah koordinasi bapak Muslim Naim yang sekaligus menjadi Ketua RT dan Ketua Lomba Kampung Sehat 2020," katanya.
Kendati rumah isolasi mandiri tersebut dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, lanjutnya, namun sampai hari ini belum ada warga yang datang untuk isolasi mandiri.
"Kalau tidak digunakan Alhamdulillah, berarti warga kita sehat semua. Bahkan, kita berharap jangan sampai ada yang menempati," katanya.
Menurutnya, jumlah warga di Kelurahan Monjok Timur yang terpapar COVID-19 sebanyak 8 orang, satu orang meninggal, satu masih dirawat dan 6 orang sembuh.
"Keluarga pasien COVID-19, yang masih dirawat itu sudah dilakukan tes cepat namun semua hasilnya nonreaktif, jadi tidak ada yang diisolasi mandiri," katanya.
Sementara keluarga pasien sebelumnya ada yang reaktif dan melakukan isolasi di Wisma Nusantara, karena saat itu belum ada rumah isolasi mandiri, demikian Muhamad Nur.