USIA 160 MASIH SANGGUP MELIHAT LUBANG JARUM

id



Waykanan, Lampung (ANTARA) - Kendati gigi sudah habis dan rambut telah putih, Muin (160) masih dikaruniai bola mata hitam yang tajam, tanpa perantara kacamata min atau plus, ia masih mampu memasukan benang pada lubang jarum.

Ketika ANTARA memintanya untuk menyebutkan jam berapa saat ia diwawancarai, dengan tepat Aki (biasa ia dipanggil) Muin mampu menyebutkan waktu saat itu setelah melihat jam di pergelangan tangannya, yakni 06.30 WIB.

"Aki juga masih lancar membaca ayat suci Al Quran tanpa bantuan kacamata setiap usai menunaikan ibadah sholat lima waktu," kata anak angkatnya, Nur Hadi (52), di Dusun Talangkaret, Kampung Lembasung, Kecamatan Blambanganumpu, Kabupaten Waykanan, Senin.

Di tempat sama, Aki Muin mengaku, ayat suci Al Quran yang paling disukainya ialah Surat Iqra.

"Iqra, belajar, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad, dimana setiap orang harus selalu menimba ilmu," katanya.

Selain suka humor, Aki Muin mengaku dirinya dilahirkan di Rangkasbitung, Banten, 16 Desember 1850 dan telah menikah 13 kali.

"Saya menikah 13 kali, tapi 12 yang awal cerai semua, menikah terakhir dengan istri saya tahun 1973," ujarnya.

Terkait sejarah penjajahan Belanda dan Jepang ia mengatakan, hidup di jaman pendudukan negeri sakura lebih sulit dibandingkan saat tentara negeri kincir angin menguasai Indonesia.

"Jaman Jepang pakaian itu susah, saya saja menggunakan kulit dari pohon benda sebagai penutup aurat, seperti sarung atau kebaya, namun lumayan hangat. Tapi saat jaman penjajahan Belanda lumayan mudah, harga rokok 3 sen dapat 20 batang. Tapi yang jelas, Bung Karno waktu itu masih muda dibandingkan saya," ujarnya.

Kemudian ia menuturkan, hidup itu indah kalau sehat, kalau sakit jadi tidak indah, namun ada hikmah yang tetap harus disyukuri.

Maniah (64), istri terakhir Aki Muin mengatakan, suami tercintanya itu juga jarang tidur.

"Bahkan Aki pernah tidak makan nasi selama 3 tahun, selain itu juga, bangun untuk sholat subuh rata-rata jam empat pagi, mandi, sholat dan diakhiri mengaji," ujarnya. (*)