Mataram, (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat pada 2011 akan menggandeng tokoh agama dalam memotivasi nelayan agar membudidayakan rumput laut dengan baik dan benar, sehingga memperoleh harga yang layak.
"Kendala kami adalah para nelayan yang membudidayakan rumput laut masih sulit menerima informasi dari tenaga penyuluh," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Moh. Ali Syahdan, di Mataram (11/12).
Menurut dia, para tokoh agama tersebut akan direkrut di sekitar sentra produksi dan dari sejumlah pondok pesantren. Mereka diminta untuk memberikan informasi mengenai budidaya rumput laut secara umum dengan sentuhan bahasa agama.
Ia mengatakan, para tokoh agama yang direkrut itu akan menjadi tenaga penyuluh dan mereka diberikan tunjangan dan fasilitas untuk mendukung tugasnya.
Dalam menjalankan tugasnya, kata dia, para tokoh agama tersebut akan didampingi oleh para penyuluh bidang perikanan dan kelautan yang juga akan direkrut pada 2011 mendatang.
"2011 mendatang, kami juga akan merekrut tenaga penyuluh dari lulusan sekolah pertanian pembangunan dan sarjana perikanan dengan sistem kontrak. Jumlahnya belum ditentukan," ujarnya.
Ia menyebutkan, potensi rumput laut di NTB cukup luas, yakni sekitar 23.000 hektare, namun yang baru dimanfaatkan hanya sekitar 25 persen.
Dari seluruh potensi lahan yang sudah dimanfaatkan mampu menghasilkan produksi sebanyak 187.000 ton tahun 2009, atau meningkat dibandingkan dengan 2008 sebanyak 120.000 ton.
Dengan penyuluhan yang kuat dari tokoh agama dan penyuluh lapangan, kata Syahdan, diharapkan pemanfaatan potensi lahan budidaya rumput laut semakin bertambah yang diikuti juga dengan kualitas produksi yang semakin bagus.
"Kalau kualitas hasil produksi makin bagus, tentu dampaknya kepada nilai jual. Selama ini nelayan memperoleh harga rendah terutama dari para tengkulak karena kualitas produksi mereka yang tidak sesuai standar," ujarnya.(*)