Keluarga korban SJ-182 sampaikan terima kasih proses evakuasi hingga pemakaman

id Sriwijaya SJ-182,Co-Pilot Nam Air, Fadly Satriyanto

Keluarga korban SJ-182 sampaikan terima kasih proses evakuasi hingga pemakaman

Prosesi pemakaman co-pilot Nam Air, Fadly Satriyanto, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jumat (15/1/2021). (ANTARA Jatim/Willy Irawan)

Surabaya (ANTARA) - Keluarga korban Sriwijaya Air SJ-182, dari Fadly Satriyanto, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pencarian atau evakuasi hingga pemakaman jenazah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jumat.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih karena telah membantu dari proses pencarian sehingga anak kami Fadly Satrianto (Co-Pilot Nam Air) cepat ditemukan dan hingga dimakamkan," kata ayahanda Fadly Santrianto, Sumarzen Marzuki, usai prosesi pemakaman.

Sumarzen menyebut sejumlah pihak telah memberikan banyak perhatian dan membantu sehingga pemakaman anak ketiganya tersebut berjalan lancar.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemkot Surabaya, Pak Whisnu Sakti Buana, atas perhatian yang cukup besar terhadap keluarga kami. Sejak hari Minggu (10/1) tim dari Linmas Kota Surabaya selalu menanyakan kapan anak kami akan dikuburkan," katanya.

Pihak keluarga juga berterima kasih kepada pemerintah, kepolisian, Basarnas dan TNI AL yang telah bekerja keras untuk menemukan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

"Saya juga berterima kasih kepada pemerintah dan kepolisian dan pihak terkait, Basarnas, TNI AL. Setiap hari selalu memberi perhatian kepada kami," katanya.

Sumarzen berharap semua korban dapat segera ditemukan dan teridentifikasi, sehingga keluarga korban tidak menunggu lama.

"Mulai sejak tadi malam keluarga kami sudah melakukan yasinan hingga tujuh hari ke depan," katanya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak mengalami kecelakaan, Sabtu, 9 Januari 2021. Sesaat setelah terbang, pesawat tersebut hilang kontak dengan menara kontrol.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 12 kru dan 50 penumpang, tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi. Hingga saat ini, tim masih terus melakukan proses pencarian korban di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.