Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Provinsi NTB melalui Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (BP3AKB) bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) melayangkan penangguhan penahanan empat Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dijebloskan ke dalam penjara.
Sebelumnya, warga Desa Wajegesang, Kecamatan Kopang tersebut dipenjara, karena diduga melakukan perusakkan atap gudang tembakau di Desa setempat dengan batu. Dua dari tersangka terpaksa membawa anaknya ke dalam Rumah Tahanan Praya yang masih balita, karena harus menyusui.
Humas Pengadilan Negeri Praya, Muhammad Sauqi, di Lombok Tengah, Senin, mengatakan, perkara tersebut memang para tersangka di tahan, karena pengadilan hanya meneruskan penahanan yang sebelumnya dilakukan oleh Kejaksaan.
Sedangkan untuk surat penangguhan penahanan terhadap kasus empat IRT yang telah menjadi sorotan tersebut telah diterima, baik dari Pemerintah Provinsi NTB maupun dari pihak keluarga empat tersangka.
"Hari ini kita telah menerima surat permohonan penangguhan penahanan terhadap empat tersangka tersebut," ujarnya.
Baca juga: Rusak atap gedung pabrik tembakau, empat emak-emak dan dua bocah di Lombok Tengah di penjara
Baca juga: Pengamat hukum menyayangkan penahanan empat ibu punya balita
Baca juga: Puluhan advokat berikan bantuan hukum kasus emak-emak ditahan bersama balita
Keputusan permohonan penangguhan yang dilayangkan tersebut harus diputuskan dalam persidangan, karena hal itu menjadi kewenangan hakim. Artinya secara administrasi tidak bisa diputuskan tanpa dilakukan sidang.
"Kewenangan hakim di persidangan. Kasus ini akan disidangkan hari ini (red"Senin)," jelasnya.
"Kita tunggu hasil persidangan hari ini," katanya.
Untuk diketahui, sebelum kasus ini viral dan menjadi sorotan semua pihak baik Gubernur NTB maupun Pemerintah Pusat. Kerugian material dalam kasus tersebut Rp 4,5 Juta, sehingga Empat IRT itu dijerat dengan pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman 5 Tahum penjara. Berkas kasus tersebut telah dilimpahkan oleh Pihak Kejaksaan Negeri Lombok Tengah ke Pengadilan Negeri Praya.
Para IRT itu melempar atap gudang pabrik tembakau menggunakan batu, karena baunya atau mengganggu warga setempat. Warga setempat melakukan penolakan terhadap keberadaan pabrik tembakau tersebut, karena warga mengeluhkan dampak lingkungan pabrik terkait bau yang dikeluarkan dari lokasi pabrik.
Berita Terkait
Pengadilan Mataram terbitkan agenda sidang korupsi pajak hotel dan restoran
Rabu, 17 April 2024 17:24
Pemkab Lombok Tengah harapkan TNI jadi garda terdepan lindungi hutan
Jumat, 8 Desember 2023 15:47
WNA asal Turki ditemukan tewas di pinggir Pantai Torok Aik Blek Loteng
Minggu, 22 Oktober 2023 14:42
Warga Lombok Tengah bisa berobat cukup bawa KTP
Senin, 16 Oktober 2023 12:44
Polisi tangkap 8 pemuda terlibat kasus narkoba di Loteng
Kamis, 5 Oktober 2023 16:06
PDAM sumbang PAD Loteng pada 2023 Rp100 juta, tunggakan pelanggan Rp8 miliar
Selasa, 3 Oktober 2023 13:41
Desa Nyerot Loteng salurkan bansos kepada 519 warga
Rabu, 27 September 2023 22:56
Stok kebutuhan pokok untuk Maulid di Loteng aman
Selasa, 26 September 2023 15:21